Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:21 WIB | Jumat, 15 April 2022

Menkes Jerman Gagal Diculik, Pelakunya Ingin Hancurkan Sistem Demokrasi

Menteri Kesehatan Jerman, Karl Lauterbach. (Foto: dok. Ist)

BERLIN, SATUHARAPAN.COM-Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach mengatakan rencana penculikan terhadap dirinya yang digagalkan menunjukkan bahwa ada kekuatan yang bermain yang menggunakan protes terhadap pembatasan COVID-19 untuk mengacaukan negara dan sistem demokrasi di Jerman.

Jaksa sebelumnya mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka telah menahan empat orang yang dicurigai merencanakan untuk menculik menteri dan menghancurkan fasilitas listrik untuk menyebabkan pemadaman listrik secara nasional.

“Ini adalah minoritas kecil di masyarakat kita, tetapi mereka sangat berbahaya,” kata Lauterbach dalam konferensi pers.

Para tersangka berafiliasi dengan kelompok-kelompok yang memprotes pembatasan COVID-19, dan dengan gerakan sayap kanan "Reichsbuerger", yang menyangkal keberadaan negara Jerman modern, kata kantor kejaksaan di kota barat Koblenz dalam sebuah pernyataan.

“Ini menunjukkan bahwa protes COVID-19 tidak hanya meradikalisasi, tetapi ini lebih dari sekadar COVID-19,” kata Lauterbach.

Plot untuk menculiknya adalah yang terbaru dari serangkaian insiden yang menyoroti kemarahan beberapa orang Jerman atas pembatasan pada mereka yang tidak divaksinasi dan proposal untuk membuat vaksinasi wajib bagi masyarakat umum.

Pada bulan Desember, polisi menggagalkan plot oleh aktivis anti vaksinasi untuk membunuh perdana menteri negara bagian Saxony di Jerman timur.

Kampanye vaksinasi Jerman sedang goyah dengan sekitar 76,6 persen populasi telah menerima setidaknya satu dosis, kurang dibandingkan negara-negara Eropa barat lainnya seperti Italia atau Spanyol, di mana angkanya jauh di atas 80 persen.

Majelis rendah parlemen Jerman pekan lalu menolak vaksinasi COVID-19 sebagai wajib untuk orang di atas 60 tahun, dalam kekalahan lain bagi Kanselir Olaf Scholz, yang sudah harus membatalkan rencana mandat vaksin untuk semua orang dewasa, karena ia tidak dapat mengumpulkan mayoritas parlemen.

Para tersangka di balik plot terbaru berkomunikasi dalam grup obrolan bernama Vereinte Patrioten, bahasa Jerman untuk United Patriots, dan “bermaksud menyebabkan kondisi seperti perang saudara dan pada akhirnya menggulingkan sistem demokrasi di Jerman,” kata kantor kejaksaan.

Pihak berwenang menggeledah 20 properti di beberapa negara bagian Jerman pada hari Rabu, menyita senjata, termasuk senjata api, amunisi dan senapan serbu Kalashnikov, uang tunai dalam euro dan mata uang asing serta emas batangan dan koin perak. Mereka juga menemukan sertifikat vaksinasi palsu dan tes COVID-19.

Kantor tersebut telah meminta hakim untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk empat tersangka yang ditahan, yang semuanya adalah warga negara Jerman. Tersangka kelima masih buron. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home