Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 20:40 WIB | Jumat, 11 November 2016

Menkeu: Pergerakan Rupiah Terpengaruh Sentimen Global

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) berjalan bersama Dirjen Anggaran Askolani (tengah) dan Dirjen Perimbangan Keuangan Boediarso Teguh Widodo (kanan) sebelum melakukan konferensi pers di Gedung Djuanda, Kemenkeu, Jakarta, hari Rabu (12/10). (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pasar Surat Utang Negara (SUN) yang bergejolak, karena terpengaruh oleh sentimen global pascapemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).

"Perkembangan rupiah bersama IHSG dan SUN, memang dipengaruhi sentimen secara regional maupun global, karena perkembangan situasi politik AS. AS negara terbesar di ekonomi, jadi apapun yang dilakukan disana, bahkan hanya pernyataan akan sangat mempengaruhi," kata Sri Mulyani di Jakarta, Jumat.

Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan berupaya mengelola dan menjelaskan situasi ekonomi Indonesia kepada para pelaku pasar keuangan, agar tidak resah dan khawatir terhadap rumor yang saat ini menimbulkan ketidakpastian terhadap kondisi ekonomi kawasan dan global.

"Kita terus mencoba melakukan `counter` dengan `market` untuk memberikan keyakinan mengenai pondasi dari ekonomi kita," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

Selain itu, ia juga memastikan pemerintah telah melakukan berbagai mitigasi untuk mengurangi risiko global dan meredam berbagai faktor spekulasi yang bisa mengganggu kinerja pasar finansial, terutama setelah secara mengejutkan pengusaha Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS.

"Pondasi ekonomi masih bisa dijelaskan dengan angka-angka yang cocok, artinya kredibel, sehingga faktor-faktor spekulasi bisa diredam," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menegaskan ekonomi Indonesia saat ini masih tumbuh relatif tinggi dibandingkan negara berkembang lainnya, yang diantaranya didukung oleh membaiknya manajemen fiskal dan pengelolaan utang dalam beberapa tahun terakhir.

"`Exposure` utang negara dan swasta relatif lebih kecil dibandingkan dengan negara lainnya. Selain itu defisit APBN juga relatif kecil, karena ada langkah untuk mengendalikan dan upaya menaikkan penerimaan pajak. Ini membuat risiko terhadap SUN juga sangat kecil," jelasnya.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 508 poin menjadi Rp13.639, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.131 per dolar AS.

Analis Riset FXTM Lukman Otunuga mengatakan bahwa nilai tukar rupiah kembali mengalami tekanan cukup dalam terhadap dolar AS seiring dengan masih dibayangi sentimen negatif kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden AS.

"Ada kekhawatiran di pasar Trump berpotensi memicu kekacauan politik dan global dalam situasi finansial yang rapuh dan penuh kegelisahan investor. Banyak pertanyaan yang belum terjawab dalam periode ketidakpastian yang sensitif ini," katanya.

Selain itu, IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) ikut dibuka turun sebesar 69,66 poin yang diperkirakan terjadi karena kembali dipengaruhi sentimen dari Amerika Serikat.

IHSG BEI dibuka melemah 69,66 poin atau 1,28 persen menjadi 5.380,64. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 17,55 poin (1,90 persen) menjadi 908,66.(AFP/Ant)  

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home