Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:13 WIB | Kamis, 07 Mei 2020

Menlu Amerika Serikat Kembali Kritik China Soal Pandemi COVID-19

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo. (Foto:dok. AFP)

WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Menteri Luar Negeri Amerika Sserikat, Mike Pompeo, kembali mengecaman degan agresif terhadap China, dan menyalahkannya atas kematian ratusan ribu orang akibat virus corona. Dia menuntut mereka berbagi informasi tentang wabah tersebut.

"Mereka tahu. China bisa mencegah kematian ratusan ribu orang di seluruh dunia. China bisa menyelamatkan dunia dari kelesuan ekonomi global," kata Pompeo pada konferensi pers Departemen Luar Negeri, hari Rabu (6/5). "China masih menolak untuk membagikan informasi yang kami butuhkan untuk menjaga orang tetap aman."

Pompeo menolak saran bahwa ia dan anggota lain dari administrasi Trump telah mengeluarkan pernyataan yang bertentangan tentang asal-usul virus corona baru dan menyalahkan China atas wabah yang berawal di kota Wuhan.

Pada hari Minggu (3/5), Pompeo mengatakan memiliki "sejumlah besar bukti" virus itu muncul dari Institut Virologi Wuhan, setelah mengatakan pada Kamis sebelumnya tidak diketahui apakah itu berasal dari lab, yang disebut pasar basah, atau lainnya tempat.

Pada hari Rabu, dia mengatakan AS tidak memiliki kepastian, tetapi ada bukti signifikan yang berasal dari laboratorium. "Setiap pernyataan itu sepenuhnya konsisten," katanya. "Kami semua berusaha mencari jawaban yang tepat. Kami semua berusaha mendapatkan kejelasan. Ada berbagai tingkat kepastian yang dinilai di tempat yang berbeda," kata Pompeo.

Para kritikus percaya pemerintah AS berusaha mengalihkan perhatian dari apa yang mereka lihat sebagai respons AS yang lambat terhadap wabah itu, yang telah menewaskan lebih dari 255.000 orang di seluruh dunia, termasuk lebih dari 70.000 di Amerika Serikat, negara yang paling terpukul, menurut ke statistik resmi.

China Menolak Akses

Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, yang berusaha pada pemilihan kembali Novembermendatang, pada hari Selasa (5/5) juga mendesak China untuk transparan tentang asal-usul wabah itu.

Pompeo mengatakan China masih menahan sampel virus yang menurutnya diperlukan untuk penelitian vaksin global dan menolak saran bahwa Washington tidak adil terhadap Beijing. "Mereka terus menjadi buram, mereka terus menolak akses untuk informasi penting ini yang dibutuhkan oleh penelitian atau ahli epidemiologi kami," katanya.

"Kata orang, Amerika mengganggu orang China. Kami menuntut mereka hanya apa yang kami minta dari setiap negara: transparan, terbuka, menjadi mitra yang dapat diandalkan, hal-hal yang mereka katakan. Orang China mengatakan mereka ingin bekerja sama. Hebat. Kerja sama adalah tentang tindakan," katanya.

Institut Virologi Wuhan, sebuah lembaga yang didukung negara China, telah menampik tuduhan bahwa virus itu berasal dari sana. Sebagian besar ahli percaya itu berasal dari pasar Wuhan yang menjual satwa liar dan melompat dari hewan ke manusia.

Anthony Fauci, direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS dan anggota Gugus Tugas Virus Corona Trump, mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Senin (4/5) bahwa bukti terbaik menunjukkan virus itu tidak dibuat di laboratorium, tetapi tampaknya memiliki "berevolusi di alam dan kemudian melompati spesies."

Trump ketika ditanya pada hari Kamis, lalu apakah dia telah melihat bukti yang memberinya "tingkat kepercayaan yang tinggi" bahwa virus itu berasal dari Institut Virologi Wuhan, dia menjawab bahwa dia punya, meskipun dia menolak untuk memberikan rincian.

Menuntut WHO Menyelidiki

Pompeo sekali lagi juga membidik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang oleh Trump disebut "China sentris" dan mengguhkan pendanaan AS. "Bukan hanya mereka tidak menegakkan... WHO masih perlu menuntut adanya penyelidikan," kata Pompeo, seraya menambahkan bahwa Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, perlu "sama khawatirnya dengan Amerika Serikat... dan negara-negara lain yang masih tidak memiliki akses ke jawaban yang kita butuhkan."

Dalam sebuah artikel opini yang diterbitkan di Washington Post, duta besar China untuk AS, Cui Tiankai, mengatakan "menyalahkan China tidak akan mengakhiri pandemi ini. Sudah waktunya untuk mengakhiri permainan menyalahkan. Sudah waktunya untuk fokus pada penyakit dan membangun kembali kepercayaan antara kedua negara kita," katanya. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home