Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 18:11 WIB | Minggu, 16 Oktober 2022

Menlu Jerman: Rusia Gunakan Energi dan Pengungsi sebagai Senjata Perang

Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, saat berpidato di hari kedua Konvensi Federal Partai Hijau di Bonn, Jerman, hari Sabtu, 15 Oktober 2022. (Foto: Reuters)

BONN, SATUHARAPAN.COM-Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, pada hari Sabtu (15/10) memperingatkan bahwa Rusia dapat berupaya memicu perpecahan di Barat melalui pengungsi, ketika Moskow berupaya memperluas "perang hibridanya."

“Perang ini tidak hanya dilancarkan dengan senjata, tetapi juga dilancarkan dengan energi, dan untuk itu, kami telah menemukan jawabannya. Tapi itu juga akan dilancarkan dengan ketakutan dan perpecahan, dan itulah tepatnya yang harus kita cegah,” kata Annalena Baerbock di kongres partai Hijaunya.

"Dalam situasi ini jelas apa yang akan terjadi selanjutnya, pengungsi dan bukan pengungsi dari Ukraina ... tetapi karena perang ini hibrida, negara-negara lain juga berpartisipasi," kata Baerbock, menunjuk ke Serbia yang dia tuduh membiarkan masuk pesawat migran tanpa visa.

Dia menekankan bahwa tidak mungkin ada situasi “di mana orang digunakan sebagai senjata.” Menteri tersebut mengatakan bahwa Jerman sedang dalam pembicaraan dengan Republik Ceko dan Slovakia mengenai masalah tersebut.

Jerman dalam beberapa pekan terakhir memperingatkan tentang rezim perjalanan bebas visa Beograd untuk beberapa negara yang warganya menggunakan Serbia sebagai batu loncatan untuk memasuki Uni Eropa.

Serbia, calon anggota Uni Eropa, terletak di jalur yang disebut Balkan yang digunakan oleh para migran menuju Eropa Barat saat mereka melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Timur Tengah, Asia dan Afrika.

Meskipun rutenya tidak seramai saat krisis migran Eropa pada tahun 2015, puluhan ribu masih melewati kawasan itu setiap tahunnya.

Jerman menerima lebih dari satu juta migran selama krisis 2015, tetapi langkah itu membuat ekonomi terbesar Eropa terpecah. Keragu-raguan di antara beberapa pemilih akhirnya menghasilkan kedatangan partai sayap kanan AfD di parlemen.

Laporan Komisi Eropa 2022 tentang migrasi dan suaka yang dirilis bulan ini menemukan bahwa “semakin banyak orang” tiba melalui udara ke Serbia karena “rezim bebas visa.”

Dikatakan “penting” bahwa mitra Barat di Balkan “menyelaraskan kebijakan visa mereka” dengan UE untuk mengurangi tekanan pada rute tersebut. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home