Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 11:21 WIB | Selasa, 09 Agustus 2022

Menlu Taiwan: Latihan Militer China untuk Persiapa Invasi

Pesawat Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan latihan tempur bersama di sekitar Pulau Taiwan pada Minggu, 7 Agustus 2022. China mengatakan bahwa pihaknya memperpanjang ancaman dengan latihan militer di sekitar Taiwan yang telah mengganggu pelayaran dan lalu lintas udara dan secara substansial meningkatkan kekhawatiran tentang potensi konflik di kawasan yang penting bagi perdagangan global, hari Senin (8/8). (Foto: Li Bingyu/Xinhua via AP)

TAIPEI, SATUHARAPAN.COM-Menteri luar negeri Taiwan, Joseph Wu, mengatakan bahwa Beijing menggunakan latihan udara dan laut yang mengelilingi pulau itu untuk mempersiapkan invasi dan untuk mengubah status quo di kawasan Asia-Pasifik.

China meluncurkan latihan perang terbesarnya di sekitar Taiwan pekan lalu sebagai tanggapan marah atas kunjungan Ketua Kongres Amerika Serikat, Nancy Pelosi, pejabat tinggi Amerika yang mengunjungi pulau yang memiliki pemerintahan sendiri dalam beberapa dasawarsa.

“China telah menggunakan latihan dan pedoman militernya untuk mempersiapkan invasi ke Taiwan,” kata, Joseph Wu, dalam konferensi pers hari Selasa (9/8) di Taipei.

“Ini latihan militer skala besar dan peluncuran rudal, serta serangan siber, kampanye disinformasi dan pemaksaan ekonomi untuk melemahkan moral publik di Taiwan.”

Diplomat top Taipei mengulangi kecamannya terhadap latihan yang dilanjutkan Beijing hari Senin meskipun awalnya mengatakan latihan itu akan berakhir sehari lebih awal, mencatat bahwa latihan itu telah menghalangi salah satu rute pelayaran dan udara tersibuk di dunia.

Konferensi pers Wu dilakukan setelah militer Taiwan mengadakan latihan tembak-menembak sendiri untuk mensimulasikan pertahanan terhadap serangan di pulau itu.

Dia menyebut latihan perang Beijing sebagai “pelanggaran berat terhadap hak Taiwan” dan upaya untuk menguasai perairan di sekitar Taiwan dan kawasan Asia Pasifik yang lebih luas.

"Niat sebenarnya China adalah untuk mengubah status quo di Selat Taiwan dan seluruh wilayah," katanya. Wu melanjutkan untuk berterima kasih kepada sekutu Barat karena menentang China.

“Ini juga mengirimkan pesan yang jelas kepada dunia bahwa demokrasi tidak akan tunduk pada intimidasi otoritarianisme,” katanya. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home