Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:01 WIB | Jumat, 22 April 2016

Menteri ESDM: Program Indonesia Terang Jadi Prioritas

Sudirman Said (kemeja putij) bersalaman dengan warga saat meninjau PLTMH Wlikmakh di Kabupaten Maybrat, Papua Barat, hari Kamis (21/4). (Foto: esdm.go.id)

MAYBRAT, SATUHARAPAN.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, menegaskan melistriki wilayah-wilayah yang belum terjamah listrik atau berasio elektrifikasi rendah harus menjadi prioritas nasional.

Menurut dia, Kementerian ESDM akan berupaya maksimal untuk memberi penerangan di wilayah remote dan terisolir dengan anggaran Negara maupun mengundang investor dengan memberi kemudahan dan insentif.

“Di desa-desa yang sulit terjangkau inilah Program Indonesai Terang akan dikerjakan. Kita akan mendorong Program Indonesia Terang ini menjadi perhatian nasional jadi kalau kita meminta dana kepada Badan Anggaran itu memang betul-betul diperlukan,” ujar Sudirman Said usai meninjau PLTMH Wlikmakh di Kabupaten Maybrat, Papua Barat, hari Kamis (21/4).

Untuk mempercepat pelaksanaan Program ini Sudirman Said mengatakan akan mengundang investor dengan memberikan berbagai insentif, baik dana pendamping, dana pembangunan rintisan, maupun bentuk insentif lainnya seperti kebijakan tarif. 

“Investor tidak perlu khawatir karena Pemerintah Daerah menyambut baik program Indonesia Terang ini,” katanya.

Menurut datanya, secara keseluruhan Program Indonesia Terang akan memerlukan investasi sekitar Rp 100 triliun, dengan harapan 80 persen di antaranya akan dipenuhi oleh investasi korporasi, dan APBN akan menyangga 20 persen dari kebutuhan investasi.

“Untuk itu pembentukan Dana Ketahanan Energi (DKE) menjadi semakin penting dan mendesak,” dia menambahkan

Sudirman menjelaskan bahwa Program Indonesia Terang akan dimulai dari enam provinsi paling timur Indonesia. Keenamnya adalah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

“Kesulitan akses di sana membuat keenamnya menjadi provinsi yang harus digarap pertama kali. Dari Timur, program ini akan digerakkan secara cepat ke bagian barat Indonesia,” katanya.

Wilayah Papua dan Papua Barat rasio elektrifikasinya sebesar 47,2 persen dan PLN sedang mengejar target peningkatan rasio elektrifikasi Papua dan Papua Barat hingga 90,25 persen pada tahun 2020, di mana rencana pembangunannya sudah tertuang dalam RUPTL dan masuk dalam Program 35.000 Megawatt yang digagas oleh Presiden RI Joko Widodo.

Adapun yang menjadi perhatian PLN untuk peningkatan rasio elektrifikasi di Papua dan Papua Barat yakni melistriki 14 Ibu Kota kabupaten yang belum terlistriki, sampai dengan tahun 2017, pengoperasian listrik 24 jam untuk seluruh desa untuk tahun 2017, desa berlistrik diharapkan bisa mencapai 80,8 persen, dan pulau terluar dalam tiga tahun ke depan sudah teraliri listrik.

“Ketersediaan pasokan listrik merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat. Ketersediaan listrik akan menjadi jendela membuka peradaban,” kata dia.

Dengan Program Indonesia Terang, pemerintah mentargetkan dapat melistriki 12.659 desa yang belum memperoleh aliran listrik secara memadai, di mana 2.519 desa di antaranya masih benar-benar gelap, tak tersentuh aliran listrik. 

“Habis Gelap Terbitlah Terang,” katanya. (esdm.go.id)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home