Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 19:13 WIB | Rabu, 27 November 2019

Menyulap Sungai Penuh Sampah Jadi Lokasi Wisata

Warga Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, menebari sungainya dengan ribuan bibit ikan nila dan tombro, membuat warga segan membuang sampah di sungai. (Foto: banyuwangikab.go.id)

BANYUWANGI, SATUHARAPAN.COM – Warga Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, memiliki cara unik menjaga kebersihan sungainya. Mereka menebari sungainya dengan ribuan  bibit ikan nila dan tombro. Ribuan ikan beraneka jenis warna yang berenang di sungai itu akhirnya membuat warga segan membuang sampah di sungai.

Sungai Kampung Pinggir Kanal (Pingkan) di Kecamatan Cluring itu dulunya dikenal penuh sampah. Banyak warga membuang sampah dan buang air besar di sungai yang mengalir di antara dua dusun, yakni Dusun Krajan dan Dusun Kepatihan itu.

Namun, kini sungai yang dikenal dengan Dam BCL 5 berubah menjadi wisata air dan sentra kuliner. Itu setelah ribuan ikan bantuan dari Dinas Perikanan dan Pangan (Disperipangan) ditebar di sepanjang Sungai Pingkan.

Melalui Festival Cipta Wisata Tebar Ikan Terkendali (Barkanli), Banyuwangi ingin memperkenalkan destinasi wisata yang dibuat berdasarkan kesadaran masyarakatnya.

“Ide ini sangat bagus, bagaimana membuat warga sekitar menjadi sungkan saat membuang sampah ke sungai. Cara unik yang mereka pilih berhasil menyulap sungai kumuh menjadi lokasi wisata menarik. Dan mereka merayakannya lewat Festival Cipta Wisata Tebar Ikan Terkendali (Barkanli),” kata Dwi Yanto, Staf Ahli Bupati Bidang SDM dan Kemasyarakatan Banyuwangi, pekan lalu, seperti dilansir situs resmi banyuwangikab.go.id.

Festival itu mengenalkan upaya warga setempat yang menjadikan sungai sebagai lokasi wisata. Dengan menjadi lokasi wisata, kebersihan air sungai terjaga.

Dwi mengisahkan dulu tempat itu kumuh, warga buang sampah dan buang air besar sembarangan di sungai. “Dengan diubah menjadi tempat wisata dan lokasi penebaran ikan secara terkendali, otomatis warga akan ikut menjaga kebersihan sungai. Kemarin sudah ditebar 3.000 bibit ikan nila dan tombro, serta penanaman 25 pohon cemara udang di tepian sungai,” ujarnya.

Meningkatkan Perekonomian Warga

Selain wisata air dan sentra kuliner, sungai itu juga dijadikan tempat pemancingan, budidaya ikan air tawar, wisata transportasi air, terapi ikan, dan pusat kebudayaan.

Dwi berharap dengan menjadi destinasi wisata perekonomian warga juga akan turut meningkat. “Banyak yang bisa dimanfaatkan di sini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” kata Dwi.

Kepala Dinas Perikanan dan Pangan, Hari Cahyo Purnomo, mengatakan  potensi perikanan budidaya di kawasan itu merupakan salah satu upaya restocking terhadap potensi perikanan Banyuwangi.

“Ini adalah upaya restocking, agar persediaan ikan di Banyuwangi aman. Sebelumnya Banyuwangi sudah punya gerakan Masyarakat Pangan Mina Lestari (Gema Pamili) menuju eko wisata. Kami ingin terus kembangkan di semua sektor, baik di perikanan laut, pantai, maupun darat. Di darat ada potensi barkanli semacam ini yang bisa dikembangkan,” kata Hari.

“Tadi kami tebarkan 3.000 bibit ikan nila dan tombro di sepanjang sungai ini.  Saat debit air tinggi di bulan Desember nanti, kami akan tebar kembali 12.000 bibit. Total 15.000 bibit, sedangkan penanaman cemara udang, akan kami genapkan hingga mencapai 100 batang pohon,” Hari menambahkan. 

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home