Loading...
EDITORIAL
Penulis: Redaksi Editorial 17:59 WIB | Kamis, 08 Mei 2014

MERS Perlu Disikapi Secara Bijak

SATUHARAPAN.COM – Kasus menyebarnya penyakit saluran pernafasan yang dikenal sebagai MERS (Middle East Respiratory Syndrome atau sindrom pernafasan Timur Tengah) telah menjadi perhatian dunia. Dan Indonesia harus menyikapi wabah penyakit ini dengan bijaksana.

Di Arab Saudi, tempat ditemukannya penyakil ini kurang dari dua tahun lalu, penyakit ini telah menginfeksi 449 orang dan 121 orang meninggal dunia di negara itu. Catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan angka kematian pada penyakit ini mencapai 40 persen dari kasus yang tercatat.

Angka tersebut jauh lebih tinggi ketimbang penyakit serupa yang dikenal sebagai SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang membunuh sekitar sembilan persen dari 8273 orang terinfeksi pada 2003. Namun SARS telah menjadi “bencana” khususnya bagi Hong Kong kala itu.

Beberapa Negara

MERS telah ditemukan bukan hanya di Arab Saudi, tetapi juga di Inggris, Italia, Prancis, Jerman, Mesir, Yordania, Tunisa, Qatar, Yaman dan Eni Emirat Arab. Di Indonesia beberapa orang, termasuk yang meninggal di Medan, diduga juga karena virus korona itu. Mereka yang diteidentifikasi terinfeksi virus tersebut, menderita setelah berkunjung ke Arab Saudi.

Di Kerajaan Arab Saudi sendiri penyakit ini terutama di temukan di Jeddah, Ryadh dan Mekkah. Kepanikan di sana bahkan telah mendorong Menteri Kesehatan negara itu dipecat, dan belakangan kepala Rumah saking King Fahd di Jeddah. Masyarakat khawatir justru karena penyebaran di rumah sakit dan menyangkut tenaga medis.  

Penyakit ini oleh para peneliti diduga berasal dari virus yang ditemukan pada unta yang kemudian berpindah ke manusia. Namun sejauh ini belum ada penjelasan tentang apakah penderita terbaru terinfeksi dari unta atau sudah terjadi infeksi antar manusia.

Perhatian besar dunia kesehatan atas penyakit ini justru karena Arab Saudi termasuk negara yang banyak dikunjungi warga dunia, terutama mereka yang menjalankan ibadah umrah dan ibadah haji.

Warga negara Indonesia termasuk yang banyak mengunjungi negara itu untuk beribadah. Oleh karena itu, masalah penyakit MERS ini perlu disikapi dengan bijaksana. Masalahnya terkait dengan kesehatan dan sekaligus suasana warga yang beribadah.

Kesehatan dan Agama

Masalah kesehatan ini harus disikapi, karena warga yang berkunjung ke Arab Saudi memiliki potensi terinfeksi, kecuali bisa menjaga kebersihan dan menghindari tindakan yang membuatnya makin berisiko. Untuk mencegah penyebaran di dalam negeri Indonesia, perlu kesadaran warga yang mengalami gejala MERS untuk segera melaporkan kepada otorita kesehatan secepatnya untuk dilakukan tindakan mencegah penularan.

Sementara itu, otorita kesehatan dan lembaga yang terkait dengan pengelolaan ibadah haji dan umrah juga perlu mengambil tindakan pencegahan dan deteksi dini, agar jangan sampai ada warga negara yang terinfeksi. Termasuk perlu untuk memberikan informasi yang memadai tentang situasi yang sebenarnya.

Di bidang keagamaan, warga negara yang tengah menjalani ibadah umrah atau haji membutuhkan ketenangan agar bisa beribadah dengan baik. Oleh karena itu, adanya MERS ini harus diantisipasi untuk tidak menimbulkan kepanikan, dan tidak mengganggu mereka yang menjalankan ibadah. Memang ada imbauan dari kementerian agama agar menunda ibadah umrah, namun mereka yang tengah beribadah perlu didukung untuk mendapatkan ketenangan.

Beberapa saran yang disampaikan oleh pejabat Departemen Kesehatan Arab Saudi, Adel Fakieh, pantas untuk diperhatikan, khususnya mereka yang mengadakan perjalanan ke negara itu. Pertama adalah menjaga kebersihan, dan pemerintah negara itu disebutkan telah memberi tahu langkah-langkah yang ketat untuk kebersihan.

Selain itu, mengingat indikasi kuat asal virus dari unta, warga diminta untuk menghindari ternak tersebut, khususnya unta yang sakit. Kementerian itu juga meminta untuk menghindari mengkonsumsi daging unta yang tidak dimasak dengan baik, dan minum susu unta yang tidak direbus.

Ketaatan untuk menjaga kebersihan dan menekan risiko penularan, akan meredakan kepanikan, dan tetap menciptakan situasi yang tenang bagi mereka yang tengah beribadah. Dengan begitu kita harapkan penyakit ini bisa segera dikendalikan dan penularan ditekan hingga ditemukan vaksin untuk mencegahnya.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home