Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 06:45 WIB | Kamis, 20 Agustus 2020

Militer Mali Kudeta, dan Undang untuk Pemerintahan Transisi Sipil

Anggota FAMA (Angkatan Bersenjata Mali) disambut penduduk saat mereka berparade di Lapangan Kemerdekaan di Bamako, pada hari Selasa (18/8), setelah pasukan pemberontak menangkap Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita, dan Perdana Menteri ,Boubou Cisse, dalam peristiwa dramatis selama sebulan krisis. (Foto: AFP)

BAMAKO, SATUHARAPAN.COM-Tentara yang melancarkan kudeta militer di Mali yang mendorong pengunduran diri Presiden Ibrahim Boubacar Keita dan pemerintahannya mengatakan pada hari Rabu (19/8) bahwa mereka berencana untuk membentuk pemerintahan transisi sipil yang akan menyelenggarakan pemilihan baru.

Keita mengundurkan diri dan membubarkan parlemen pada hari Selasa (18/8) malam beberapa jam setelah tentara yang memberontak menahannya dengan todongan senjata, menjerumuskan negara yang sudah menghadapi pemberontakan jihadis dan protes massa masuk ke dalam krisis yang lebih parah.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi milik negara pada hari Rabu pagi, juru bicara pemberontak yang menyebut diri mereka Komite Nasional untuk Penyelamatan Rakyat mengatakan mereka telah memutuskan untuk bertindak untuk mencegah Mali jatuh lebih jauh ke dalam kekacauan.

Diapit oleh tentara, juru bicara komite, Kolonel Ismael Wague, mengundang masyarakat sipil dan gerakan politik Mali untuk bergabung dengan mereka guna menciptakan kondisi bagi transisi politik yang akan mengarah pada pemilihan umum.

"Negara kita tenggelam dalam kekacauan, anarki, dan ketidakamanan yang sebagian besar disebabkan oleh kesalahan orang-orang yang bertanggung jawab," katanya.

Kudeta militer telah dikecam oleh mitra regional dan internasional Mali yang khawatir jatuhnya Keita dapat semakin mengguncang bekas koloni Prancis dan seluruh wilayah Sahel Afrika Barat. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home