Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:07 WIB | Sabtu, 30 November 2019

Minum Vitamin D dan Kalsium Malah Berdampak Buruk untuk Mereka yang Sehat

Riset terbaru menemukan asupan suplemen Vitamin D dan kalsium pada orang dewasa yang sehat justru bisa menimbulkan efek samping seperti kembung dan batu ginjal. (ABC Radio Hobart: Carol Rääbus). (Foto: abc.net.au)

AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM – Setiap tahun warga Australia menghabiskan sekitar Rp 20 triliun, untuk belanja vitamin dan suplemen makanan. Padahal, menurut hasil riset terbaru, hal itu tak banyak memberikan manfaat kesehatan.

Dua suplemen yang paling banyak dikonsumsi orang dewasa yaitu Vitamin D dan suplemen kalsium. Keduanya sering direkomendasikan untuk mencegah osteoporosis atau perapuhan tulang.

Namun laporan riset yang dimuat dalam Medical Journal of Australia edisi terbaru menyimpulkan, suplemen kalsium dan vitamin D ini sedikit sekali manfaatnya bagi orang dewasa yang sehat.

Malah, disebutkan bahwa suplemen kalsium mungkin justru bisa membahayakan kesehatan penggunanya.

Para peneliti ini menyebutkan, bahwa mengkonsumi suplemen kalsium dan Vitamin D tidak mengurangi risiko perapuhan tulang atau meningkatkan kekuatan tulang pada orang dewasa yang sehat.

Penggunaan Vitamin D secara umum pada individu yang sebenarnya tidak kekurangan Vitamin D ditemukan tidak memberikan manfaat sama sekali.

"Sama seperti memberikan antibiotik kepada individu yang tak mengalami infeksi tidak akan bermanfaat, begitu pula dengan memberikan suplemen kalsium dan Vitamin D bagi orang yang tak kekurangan kedua nutrisi ini," katanya, dilansir abc.net.au, pada Jumat (29/11).

Suplemen kalsium dan vitamin D sering diberikan bersamaan untuk pencegahan dan pengobatan osteoporosis, yang terjadi ketika tulang kehilangan mineral, seperti kalsium, lebih cepat daripada yang bisa diproduksi oleh tubuh.

Penelitian terdahulu terhadap kedua suplemen ini menghasilkan kesimpulan yang bertentangan.

Namun riset terakhir yang meninjau keefektifan suplemen secara keseluruhan, menunjukkan bahwa suplemen kalsium tak banyak mendapat tempat dalam kedokteran modern.

"Ketika kita memberikan tambahan kalsium untuk orang sehat dalam masyarakat, hal itu tidak mengurangi jumlah kasus perapuhan tulang yang terjadi," kata Profesor Ian Reid, penulis laporan riset ini.

Menurut pakar endokrinologi pada University of Auckland ini, alasan utama memberikan kalsium ekstra adalah keyakinan bahwa hal itu akan menguatkan tulang.

Laporan riset juga menyebutkan suplemen kalsium dapat menyebabkan konstipasi, kembung dan batu ginjal, serta meningkatkan risiko serangan jantung.

"Suplemen kalsium sering dikaitkan dengan gejala gastrointestinal. Dan juga dilaporkan meningkat risiko masuk RS akibat gejala sakit perut," kata laporan riset ini.

Suplemen Vitamin D, di sisi lain, jarang menimbulkan efek buruk bagi kesehatan. Namun ditemukan bukti bahwa kadar Vitamin D yang sangat tinggi dapat meningkatkan risiko jatuh dan patah tulang.

Artinya, konsumsi suplemen hanya bermanfaat pada indivisu yang memang kekurangan vitamin, bukan pada orang dewasa yang sehat.

Meskipun efektivitas suplemen dalam pengobatan osteoporosis tidak memiliki bukti yang kuat, Prof Reid mengatakan ada beberapa kondisi di mana hal itu harus tetap digunakan.

"Beberapa obat baru yang kini digunakan untuk osteoporosis baru diperiksa bila kalsium dan Vitamin D diberikan bersamaan. Jadi kita perlu berhati-hati," katanya.

Penggunaan suplemen kalsium dan Vitamin D, pada orang yang berisiko kekurangan Vitamin D yang memerlukan terapi antiresorptif dinilai sudah tepat.

"Obat yang paling umum digunakan tampaknya tidak masalah. Selama kadar Vitamin D seseorang cukup, tanpa pemberian kalsium pun tak akan berpengaruh pada efektivitas obat tersebut," kata  Prof Reid.

Selain pada osteoporosis, ada beberapa penyakit seperti osteomalacia (penyakit tulang dimana tulang melunak dan melemah), ketika pemberian suplemen kalsium dan Vitamin D dianggap tepat.

Suplemen Vitamin D juga disarankan untuk para lansia serta orang-orang yang berisiko kekurangan Vitamin D, termasuk mereka yang menutupi seluruh tubuhnya karena alasan agama atau budaya.

Sumber utama Vitamin D adalah sinar matahari, dan saat terbaik untuk mendapatkannya di musim panas adalah pertengahan pagi atau sore hari.

Bagi mereka yang memiliki kulit cerah, bisa mendapatkannya jika terpapar sinar matahari 5 hingga 15 menit setiap hari dengan wajah dan lengan terbuka.

Bagi yang kulitnya sangat putih, waktu yang dibutuhkan kurang dari itu. Sedangkan untuk yang berkulit lebih gelap, waktunya juga lebih lama.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home