Moehammad Jasin Polisi Pertama Dapat Gelar Pahlawan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo telah memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Almarhum Komjen Pol (purn) Moehammad Jasin yang merupakan pertama kali untuk jajaran kepolisian.
“Ini polisi pertama yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional,” kata salah satu cucu Moehammad Jasin, Ridwan Zachrie, usai mengikuti acara pemberian gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara Jakarta, Kamis (5/11).
Ridwan mengungkapkan sang kakek sebenarnya berasal dari Sulawesi, namun perjuangannya melawan penjajah Belanda dilakukan di Jawa Timur.
“Beliau sebagai Polisi Istimewa memproklamasikan kepolisian Indonesia, kemudian beliau aktif dalam pertempuran 10 November di Surabaya,” katanya.
Ridwan mengakui bahwa tidak ada anak-anak Moehammad Jasin yang menjadi polisi, namun semangat kepahlawanan yang diwariskan kakeknya masih ada.
Sedangkan anak sulung Moehammad Jasin, Rubyanti Jasin, merasa gembira karena sudah lama untuk memperjuangkan gelar pahlawan untuk ayahnya.
“Kami sudah lama memperjuangkannya, akhirnya bisa terlaksana. Perjuangan bapak di polisi istimewa menghasilkan ini,” kata Rubyanti.
Moehammad Jasin lahir di Bau-Bau, Buton, Sulawesi Tenggara, pada 9 Juni 1920 dan wafat di usai 92 tahun pada 2012 lalu.
Jasin yang memperistri almarhum Siti Aliyah Kessing ini memiliki empat anak, yakni Rubyanti Jasin, Djuahar Jasin, Djuanda Jasin dan Djuwaitar Jasin.
Almarhum Komjen Pol Dr H Moehammad Jasin merupakan tokoh dari kalangan polisi, yang membentuk satuan Brigade Mobil (Brimob) sebagai satuan elite dan tertua di Kepolisian RI.
Pada saat Proklamasi dikumandangkan, Jasin telah melepas keterikatan polisi istimewa dengan Jepang, dan mengubah status dari kolonial menjadi polisi negara merdeka.
Saat pertempuran Surabaya meletus, Jasin mengumumkan lewat radio bahwa pasukan Polisi Istimewa yang dipimpinnya sudah dimiliterisasi dan diharuskan ikut dalam pertempuran.
Pada saat Belanda melakukan Agresi kedua, Jasin memimpin pasukannya bergerilya hingga wilayah Gunung Wilis dan dia juga menjadi Komandan Militer Sektor Timur Madiun.
Presiden Beri Gelar Pahlawan Kepada Lima Tokoh
Presiden Joko Widodo di Jakarta, Kamis memberikan gelar pahlawan nasional kepada lima tokoh yang telah dianggap berjasa besar bagi Bangsa Indonesia.
Pemberian gelar pahlawan ini berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK/ Tahun 2015.
Kelima tokoh yang mendapat gelar pahlawan nasional oleh Presiden Jokowi, yaitu Almarhum Bernard Wilhem Lapian (Tokoh Provinsi Sumatera Utara), Almarhum Mas Isman (Tokoh Provinsi Jawa Timur), dan Almarhum Komjen (Pol) Dr H Moehammad Jasin (Tokoh Jawa Timur), almarhum I Gusti Ngurah Made Agung (Tokoh Provinsi Bali) dan Almarhum Ki Bagus Hadikusumo (Tokoh Muhammadiyah dari Provinsi Yogyakarta).
Pemberian gelar pahlawan nasional dilaksanakan di Istana Negara oleh Presiden Jokowi yang diwakili oleh ahli waris masing-masing.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan pertimbangan pemberian gelar pahlawan ini diusulkan Tim Peneliti, Pengkaji Gelar kabupaten/kota dan ke Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Provinsi dan baru Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP).
“Mereka melakukan berbagai macam verifikasi, karena sebagian besar adalah para sejarawan dan akademisi, maka diputuskannlah waktu itu ada 13 nama dan diserahkan kepada Dewan Gelar,” tutur Khofifah.
Mensos mengatakan Dewan Gelar yang diketuai Ryamizard Ryacudu memutuskan untuk tahun ini penganugerahan pahlawan kepada empat dari TP2GP 2015 dan satu dari tim dewan gelar yang dulu memang sudah pernah menyepakati Ki Bagus Hadikusumo.
“Sehingga lima (tokoh) yang hari ini mendapatkan gelar pahlawan nasional dari Presiden,” ujar Khofifah.
Gelar pahlawan diberikan kepada Almarhum Bernard Wilhem Lapian yang merupakan sosok yang ikut merebut kekuasaan dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama terlibat aktif dalam peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946.
Peristiwa heroik merebut tangsi militer Belanda di Teling Manado itu dilakukan para pemuda dipimpin bawah komando Letkol CH Taulu, Serda SD Wuisan, Bernard Wilhem Lapian yang merobek Bendera Belanda bagian birunya sehingga bendera Merah Putih berkibar.
Almarhum Mas Isman diketahui sebagai pendiri Kosgoro, yang merupakan salah satu pendiri partai Golkar.
Tokoh dari Jawa Timur, terutama wilayah Malang Raya ini, membentuk organisasi pelajar bersenjata pada 30 Agustus 1945 dengan dasar pemikiran bahwa pelajar harus berjuang mengangkat senjata melawan penjajah.
Almarhum Komjen Pol Dr H Moehammad Jasin merupakan tokoh dari kalangan polisi, yang membentuk satuan Brigade Mobil (Brimob) sebagai satuan elite dan tertua di Kepolisian RI.
Pada saat Proklamasi dikumandangkan, Jasin telah melepas keterikatan polisi istimewa dengan Jepang, dan mengubah status dari kolonial menjadi polisi negara merdeka.
Saat pertempuran Surabaya meletus, Jasin mengumumkan lewat radio bahwa pasukan Polisi Istimewa yang dipimpinnya sudah dimiliterisasi dan diharuskan ikut dalam pertempuran.
Pada saat Belanda melakukan Agresi kedua, Jasin memimpin pasukannya bergerilya hingga wilayah Gunung Wilis dan dia juga menjadi Komandan Militer Sektor Timur Madiun.
Almarhum I Gusti Ngurah Made Agung merupakan pencetus dari peristiwa perang puputan Badung dalam rangka melawan penjajah Belanda pada 1902 - 1906 silam.
Sedangkan almarhum Ki Bagus Hadikusumo merupakan tokoh yang lahir dari Muhammadiyah. Ia menentang perintah penjajah Jepang agar berdoa kepada Dewa Matahari.
Ia juga yang merumuskan pokok pemikiran Ahmad Dahlan yang kemudian menjadi mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.
Wapres: Pemberian Gelar Pahlawan Suatu Kepantasan
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemberian gelar pahlawan kepada sejumlah warga negara Indonesia merupakan suatu kepantasan yang patut dilakukan oleh pemerintah.
“Itu diputuskan melalui usulan dari daerah-daerah untuk siapa yang pantas menjadi pahlawan nasional sesuai kriteria yang ada,” kata JK ditemui di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis, terkait Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional 2015.
Menurut Wapres, pemerintah Indonesia setiap tahun rutin memberikan gelar pahlawan kepada tokoh masyarakat yang memiliki jasa terhadap bangsa dan negara.
“Ya ini kan rutin menjelang 10 November,” jelas JK.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo dan Wapres JK telah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada sejumlah tokoh Indonesia di Istana Negara, Jakarta.
Tokoh tersebut antara lain mantan Ketua PP Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusumo, pahlawan perang Puputan Bali yang juga Raja Badung I Gusti Ngurah Made Agung, pendiri Korps Brimob Komjen Pol M Jasin, inisiator Kerapatan Gereja Protestan Minahasa Sulawesi Utara Bernard Wilhem Lapian, dan pendiri Kosgoro Mas Isman. (Ant)
Perundingan Perjanjian Pencemaran Plastik di Busan Berakhir ...
BUSAN, SATUHARAPN.COM-Negosiasi tentang perjanjian untuk mengakhiri pencemaran plastik telah berakhi...