Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 06:49 WIB | Senin, 08 Februari 2021

Moeldoko Mengingatkan Adanya "Pseudo Jurnalism"

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. (Foto: dok. Ist.)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa media "online" saat ini dikejar dengan kecepatan, bukan dengan keakuratan, dan di era sekarang muncul adanya "pseudo journalism" atau sering disebut dengan jurnalis semu.

"Para content creator membuat konten di media sosial seolah-olah produk jurnalistik, ada juga yang menamakan dirinya jurnalis independen, sehingga masyarakat berpikir ini benar-benar produk jurnalistik padahal tidak menerapkan kode etik jurnalistik dan hal ini berbahaya dapat membuat masyarakat disinformasi," katanya dikutip Antara.

Dia mengatakan ada perubahan ekologi media yang sangat terasa di masa pandemi, sehingga dia mengingatkan pers soal dampak negatif dari perubahan ekologi media.

"Perubahan ekologi media, perubahan atas kecepatan bukan akurasi, 'clickbait' gambar, isi dan beritanya tidak sesuai, berikutnya 'news aggregator', media sosial, persoalan pandemi, dan 'pseudo journalism'," katanya dalam webinar "Jurnalisme Berkualitas: Menguatkan Keberlanjutan Profesi Wartawan dan Penerbitan Pers Guna Menyehatkan Demokrasi di Tengah Gempuran Disrupsi Digital," Hari Pers Nasional (HPN), hari Minggu (7/2).

Dia juga mengatakan bahwa fenomena "clickbait", judul dan isi berita tidak sesuai yang bisa menyebabkan misinformasi, serta hadirnya "news aggregator” yang membawa portal berita yang tidak menjaga kualitas dan kode etik jurnalistik.

 "Ketika naik dan terbaca oleh orang dan dijadikan referensi, nah bisa (terjadi) disinformasi, berita lama bisa muncul lagi dan terbesar di media sosial, sehingga terjadi disinformasi di masyarakat," kata dia.

Disinformasi menjadi biang suburnya hoaks. Dari Maret hingga Januari 2021 saja, kata dia, ada 1.400 hoaks soal pandemi dan vaksin yang tersebar di media sosial.

Keadaan pandemi dan jaga jarak fisik (physical distancing) membuat wartawan sulit untuk hadir dan bertemu narasumber. "Ini menurut saya juga berpengaruh pada peliputan. Biasanya kalau kita sering ketemu mungkin ada info lebih jelas lagi, tapi dengan ada pembatasan seperti ini memang ada pengaruhnya juga,” katanya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home