Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 17:04 WIB | Senin, 02 Desember 2013

Muhammadiyah Desak Pemerintah Indonesia Bantu Rumah Sakit Lapangan Bagi Korban Haiyan

Muhammadiyah Desak Pemerintah Indonesia Bantu Rumah Sakit Lapangan Bagi Korban Haiyan
dr. Zuhdiyah Nihayati (kiri), dr. Corona Rintawan (kanan) dua dari anggota tim MDMC yang membantu korban topan Hayyan di Filipina (foto-foto: Prasasta)
Muhammadiyah Desak Pemerintah Indonesia Bantu Rumah Sakit Lapangan Bagi Korban Haiyan
Choirul Muttaqim (kiri, LazisMU), Arif (kanan,Sekretaris MDMC)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – PP Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center mendesak pemerintah Indonesia untuk segera memberikan bantuan rumah sakit lapangan beserta peralatan kesehatan yang lengkap.

Demikian salah satu isi kesimpulan dalam keterangan pers yang digelar Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang bekerja sama dengan LazisMU (Lembaga Zakat Infak Sodakoh) Muhammadiyah yang diselenggarakan di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Senin (2/12).

Dr. Corona Rintawan selaku dokter anggota tim MDMC mengatakan Kementerian Kesehatan Filipina wilayah kota Ormoc City (Department of Health Ormoc City) saat ini terdampak parah akibat kerusakan infrastruktur akibat topan Hayyan, dan rumah sakit tidak memadai dan tidak dapat beroperasi penuh.

"Di Ormoc, hanya ada lima rumah sakit, kalau di Indonesia setingkat Rumah Sakit tipe D., sementara banyak tim bantuan luar negeri yang membangun rumah sakit tenda di sekitar Ormoc, tetapi tenaga medis mereka tidak cukup. Misal, ada tim yang anggotanya 20 orang tetapi tenaga media hanya lima dan enam orang," kata dr. Corona.

Dr. Corona mengatakan pemulihan sistem kesehatan di lokasi yang terdampak, salah satunya dia contohkan Ormoc City, akan berlangsung dalam waktu lama dikarenakan tiadanya pelayanan kesehatan gratis di Filipina, terutama bagi korban bencana.  Oleh karena itu rumah sakit darurat atau Rumah Sakit Lapangan amat penting bagi para korban Topan Hayyan.

"Ketergantungan terhadap layanan gratis dari bantuan internasional sangat besar mengingat kondisi tersebut, hanya sedikit tim medis internasional yang mempunyai masa tugas indefinite atau tidak terbatas," kata dr. Corona.

Dalam kesempatan yang sama, Arif, selaku sekretaris MDMC mengatakan bahwa saat ini PP Muhammadiyah tergerak untuk memberi bantuan kemanusiaan bagi Filipina didasarkan sikap saling peduli, karena dahulu saat bencana tsunami terjadi seluruh lapisan masyarakat dunia tanpa memandang wilayah, budaya, dan kepercayaan juga membantu Indonesia.

“Bantuan ini didasarkan kepada persamaan sikap kemanusiaan, kita perlu ingat dulu saat tsunami (Aceh, Nias) dulu, berbondong-bondong berbagai orang dari pelosok bangsa, berbagai negara dan berbagai keyakinan datang membantu bangsa kita (yang tertimpa musibah),” kata Arif.

Arif melanjutkan pihaknya beserta PP Muhammadiyah tergerak menggalang dana kemanusiaan dari masyarakat untuk memberikan sedikit sumbangsih bagi peralatan kesehatan yang dibutuhkan para korban Topan Haiyyan.

Sementara itu, Choirul Muttaqim dari LazisMU mengatakan pihaknya telah mengumpulkan sejumlah uang dengan tujuan dana kemanusiaan, bentuk awal penggunaan dana tersebut yakni dengan membuat tim MDMC.

“Hingga hari ini kita setidaknya telah mengirimkan hampir Rp.125 juta untuk mendanai proyek kemanusiaan ini, dan ini termasuk untuk peralatan kesehatan, juga untuk mendanai tim kita yang bertugas hampir dua minggu,” kata Muttaqim.  

Relawan Muhammadiyah yang tergabung dalam Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) atau Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyah telah bergerak ke salah satu daerah terparah akibat angin Topan Haiyan, yakni di Ormoc, Propinsi Leyte.

Relawan Muhammadiyah yang terdiri dari Medis dan Paramedis tersebut bergerak atas koordinasi Department of Health (Kementerian Kesehatan Filipina) (DOH) region 7 Cebu.

Menurut ketua tim relawan Muhammadiyah untuk Filipina, dr. Corona Rintawan, pihaknya bertugas selama dua pekan (19/11 hingga 30/11)

“Sesuai kesepakatan dengan DOH,  tim akan membantu layanan kesehatan primer dan juga rumah sakit milik pemerintah Filipina,” kata dr. Corona.

Menurut Corona, sebelum masuk ke wilayah Ormoc, tim sempat diinformasikan wilayah Ormoc seperti kota mati (drought zero), tetapi setelah tim masuk ke wilayah tersebut, tampak aktifitas sudah mulai banyak dilakukan masyarakat.   

Tim medis Muhammadiyah Disaster Management Centre terdiri atas: dr. Corona Rintawan, dr. Indragiri, dr. Zuhdiyah Nihayati, dr. Firdaus Wajdi Ghoffar Ismail, Drs. Ngadiman, Karsim Tahal Tondo, Gunawan Nur Rahman, Eko Budi Santoso.

Topan Haiyan menghantam Pulau Samar, lebih kurang 600 kilometer sebelah selatan Manila, ibu kota Filipina, Jumat (8/11) menjelang subuh. Embusan angin dahsyat yang  mencapai 315 kilometer per jam itu menyapu wilayah tengah dan selatan negara kepulauan itu.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home