Museum tentang Lapangan Tiananmen di Hong Kong Ditutup
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM - Sebuah museum di Hong Kong yang didedikasikan untuk aksi pembantaian demonstran pro-demokrasi tahun 1989 di lapangan Tiananmen Beijing resmi ditutup pada hari Selasa (12/7).
Penutupan Museum Empat Juni ini diambil setelah pengelola museum diwajibkan menerapkan aturan-aturan ketat dari komisi pemilik gedung.
Pengelola museum yang didirikan pada 2014 ini mengatakan bahwa aturan yang diminta oleh komisi pemilik gedung itu telah membuat museum yang terletak di lantai lima bangunan komersial di distrik Kowloon Hong Kong, tidak mungkin lagi tetap berdiri di lokasi itu.
Pengelola sekaligus pendiri museum yaitu Hong Kong Alliance in Support of Patriotic Democratic Movements of China menjelaskan bahwa komisi pemilik gedung menuntut pengelola mewajibkan seperti setiap pengunjung untuk menyerahkan nama dan informasi pribadi serta membatasi jumlah pengunjung.
Komisi juga menggugat pengelola museum atas penggunaan lokasi tersebut sebagai museum, dengan alasan melanggar ketentuan penggunaan properti.
Chau Kwok Chiu, ketua komisi pemilik gedung (Incorporated Owners of Foo Hoo Center), belum berkomentar atas atas gugatan ke pengadilan yang diajukan komisi tersebut.
Lebih dari 24.000 orang telah mengunjungi "June 4th Museum" di Tsim Sha Tsui Hong Kong tersebut sejak dibuka pada 26 April 2014, kata pengelola dalam sebuah pernyataan saat mengumumkan penutupan.
Museum ini memamerkan replika patung Dewi Demokrasi yang didirikan demonstran di Lapangan Tiananmen di Beijing, dan foto-foto serta dokumentasi lain seperti helm dengan lubang peluru, arsip koran dan rekaman video dari berbagai peristiwa yang terjadi di aksi unjuk rasa dan pembantaian tahun 1989 itu.
Pembantaian Lapangan Tiananmen adalah sebuah rangkaian demonstrasi yang dipimpin mahasiswa diadakan di Lapangan Tiananmen di Beijing dan kota-kota besar lain di Tiongkok antara 15 April hingga 4 Juni 1989.
Protes ini ditujukan terhadap ketidakstabilan ekonomi dan korupsi politik yang kemudian merembet menjadi demonstrasi pro-demokrasi di Tiongkok yang otoriter.
Diduga lebih dari 3.000 orang meninggal sebagai akibat tindakan dari pasukan bersenjata Tentara Pembebasan Rakyat. (nytimes.com/cnn.com)
Siapakah Abu Mohammed al-Golani, Pemimpin Pemberontak Yang S...
ALEPPO, SATUHARAPAN.COM-Selama belasan tahun terakhir, pemimpin militan Suriah, Abu Mohammed al-Gola...