Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 13:06 WIB | Minggu, 17 Juli 2022

Muslim Israel Berharap Bisa Terbang Langsung ke Saudi untuk Ibadah Haji

Pesawat maskapai penerbangan Israel, El Al, yang membawa delegasi AS-Israel ke UEA mengikuti kesepakatan normalisasi, lepas landas dari landasan dalam penerbangan komersial pertama dari Israel ke UEA di Ben Bandara Gurion dekat Tel Aviv. (Foto: do. AFP/Jack Guez)

YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Seorang pejabat Israel mengatakan pada hari Sabtu (16/7) bahwa dia mengharapkan warga minoritas Muslim di negara itu dapat terbang langsung ke Arab Saudi untuk ibadah haji  tahun depan setelah Arab Saudi mengisyaratkan keterbukaan baru saat menjamu Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.

Pada hari Jumat (15/7), Riyadh mengatakan wilayah udaranya akan terbuka untuk semua maskapai, yang berarti perpanjangan de facto hak terbang untuk pesawat Israel. Sebelumnya pesawat Israel hanya memiliki koridor di Arab Saudi untuk tujuan ke Teluk, namn sekarang juga untuk memasuki berbagai rute ke Asia.

Esawi Freij, menteri kerja sama regional Israel, mengatakan keputusan Arab Saudi menunjukkan upaya yang didorong AS untuk menggerakkan negara-negara menuju hubungan yang lebih normal “berada pada tahap yang sangat maju,” yang dapat “mengubah mimpi menjadi kenyataan” bagi umat Islam seperti dia.

“Saya percaya bahwa, dalam setahun, warga Muslim Israel akan dapat terbang dari Ben Gurion (bandara dekat Tel Aviv) ke Jeddah dan dari sana ke Mekah untuk memenuhi pangilan hajinya,” kata Freij kepada penyiar publik Kan.

Dia menolak untuk mengatakan apa dasar prediksi ini.Dan sejauh ini belum ada komentar langsung dari pihak Riyadh.

Pekan lalu, Freij mengatakan dia telah meminta Arab Saudi untuk mengizinkan penerbangan langsung Tel Aviv-Jeddah bagi jemaah haji Muslim. Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis bahwa izin tersebut sedang dikerjakan.

Arab Saudi telah lama menerima peziarah Muslim dari Israel, tetapi mereka harus melakukan perjalanan melalui negara ketiga. Itu membutuhkan biaya sekitar US$ 11.500 untuk tinggal selama sepekan, kata Freij. Sedangkan jemaah dari negara-negara Arab tetangga membutuhkan biaya sekitar setengahnya.

Sebagai tempat kelahiran Islam, Arab Saudi tidak mengakui Israel, dengan mengatakan bahwa ini akan membutuhkan penyelesaian tujuan kenegaraan Palestina terlebih dahulu. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home