Loading...
HAM
Penulis: Prasasta Widiadi 12:42 WIB | Rabu, 10 Agustus 2016

Muslimah Irak Bantu Kristen Teraniaya

Sarah Ahmed menggendong anak. (Foto: christianpost.com)

BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM – Mantan pendeta St.George Church di Baghdad, Andrew White menjelaskan pengalamannya bertemu dengan dokter gigi yang menjadi sukarelawan kemanusiaan di Baghdad, Irak.

Menurut laki-laki yang juga mengepalai salah satu organisasi bantuan kemanusiaan di Irak tersebut – seperti diberitakan Christian Post, hari Selasa (9/8) – tidak semua pekerja kemanusiaan yang dia pimpin dikerjakan oleh umat Kristen saja, namun ada beberapa muslimah Irak yang membantunya, salah satunya adalah seorang dokter gigi Sarah Ahmed.

White menjelaskan pekerjaanya di Baghdad yakni membantu umat Kristen yang tidak memiliki tempat tinggal karena kediaman mereka dihancurkan kelompok ekstremis, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

White mengemukakan Sarah Ahmed adalah  dokter gigi asal Irak yang selama beberapa tahun terakhir telah mencurahkan waktunya untuk bepergian di seluruh Irak untuk membawa pakaian, obat-obatan, makanan, perlengkapan kebersihan  yang dibutuhkan penduduk Kristen, Yazidi, Muslim dan lain-lain yang tempat tinggalnya dihancurkan ISIS.

“Dia melindungi semua orang Kristen Irak. Pasti sulit bagi kita membayangkan tentang hal itu,” kata White.

White menjelaskan pekerjaan yang dilakukan Sarah Ahmed secara singkat dapat disebut sebagai kepedulian Muslim untuk Kristen.

Banyak orang akan bertanya-tanya jika Irak dan beberapa negara lain di sekitarnya telah dikuasai ekstremis, menurut White pertanyaan tersebut wajar karena masyarakat di dunia menganggap umat Muslim bermusuhan dengan penganut agama lainnya.

Ahmed, yang kini direktur operasi untuk Yayasan yang dimiliki White dan didirikan di Timur Tengah, menceritakan pengalamannya beroperasi di Irak bagian Utara untuk memastikan kebutuhan penduduk yang teraniaya tidak diabaikan.

“Saya orang yang sangat setia,” kata Ahmed.

Dia percaya pekerjaan kemanusiaan yang dia lakukan berasal dari itikad baik. “Saya tidak ada motif mencari ketenaran atau uang atau apa pun,” kata dia.

Ahmed merasa Tuhan selalu ada untuk melindungi dia dan banyak orang di sekitarnya, sehingga Tuhan selalu memberi kekuatan pada Ahmed untuk dapat pergi menjangkau semua orang di daerah tersebut.  

“Saya paham saat ini banyak orang memberi stigma negatif  tentang Islam tapi Islam yang saya percaya adalah agama yang sangat damai dan percaya dalam membantu orang lain,” kata Ahmed.

Ahmed mengibaratkan pekerjaannya seperti orang yang sulit tidur, apabila memiliki tetangga yang kelaparan dan menderita. “Saya harus turun tangan. Saya percaya semua Muslim dan semua umat beragama di dunia harus melakukan sesuatu kepada kehidupan,” kata dia.

Ahmed berasal dari Baghdad, dia menempuh studi kedokteran gigi di Amerika Serikat pada 2010.

Saat berpartisipasi dalam ajang dialog lintas agama Yahudi, Kristen dan Islam, Ahmed bertemu White di New York.

Ahmed memperkenalkan dirinya kepada White dengan mengatakan berinisiatif membangun perdamaian hubungan antara rakyat Amerika Serikat dan Irak.

White kemudian menawarkan posisi sukarelawan di yayasan tersebut.

Awalnya Ahmed ragu ingin membantu, karena yayasan tersebut adalah yayasan Kristen, sementara Ahmed adalah muslimah, namun akhirnya Ahmed setuju dengan tawaran tersebut.

Ahmed pertama kali bekerja sebagai sukarelawan di klinik di Baghdad, dia merasa nyaman walau bekerja di badan amal Kristen dan tinggal di dalam gereja.  

“Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya tentang  perbedaan keyakinan,” kata Ahmed.

Ahmed sekarang bertanggung jawab untuk mengatur dan memberikan makanan dan kebutuhan untuk pengungsi di seluruh wilayah Kurdi – penduduk Suku Kurdi saat ini banyak yang tidak memiliki tempat tinggal karena dijajah ekstremis ISIS. 

Ahmed menuturkan biasanya dia melakukan perjalanan dari Erbil ke Kirkuk, ke Duhok kemudian ke Gunung Sinjar.

Selain memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan, Ahmed juga menjalankan program untuk anak perempuan yang telah diperkosa dan diperkerjakan sebagai budak seks kelompok ekstremis.

Menurut dia – dari dialog yang dilakukan Ahmed dengan penduduk sekitar – warga suku teraniaya tersebut mengalami ketakutan kelompok ekstremis datang kembali.

“Mereka takut ekstremis akan membinasakan mereka atau menjajah rumah mereka,” kata dia.

Secara umum, Ahmed mengatakan harapan hidup sangat sedikit bagi pengungsi, terutama untuk  orang Kristen. (christianpost.com)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home