Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 18:25 WIB | Rabu, 22 Desember 2021

Myanmar: Tanah Longsor di Tambang Giok, Puluhan Orang Diperkirakan Tertimbun

Tanah Longsor di Myanmar. (Foto: AFP)

YANGON, SATUHARAPAN.COM-Puluhan orang dikhawatirkan hilang setelah terjadi tanah longsor pada hari Rabu (22/12) pagi di tambang batu giok di Myanmar utara, menurut kelompok masyarakat sipil dan laporan media.

Tanah longsor di daerah Hpakant di Negara Bagian Kachin terjadi pada hari Selasa pagio dan ada kekhawatiran bahwa sekitar 80 orang telah tersapu ke danau oleh limbah pertambangan, kata seorang pejabat di Yayasan Pengembangan Jaringan Kachin.

“Pihak berwenang tiba di lokasi pagi hari dan sedang melakukan pencarian,” kata Dashi Naw Lawn, seorang pejabat di kelompok masyarakat sipil melalui telepon, menambahkan bahwa belum ada mayat yang ditemukan hingga saat ini.

Portal berita Mizzima dan media Khit Thit juga melaporkan puluhan orang tampaknya hilang dalam insiden di Hpakant, yang merupakan pusat industri batu giok rahasia Myanmar. Dalam kejadian tanah longsor lain akhir pekan lalu, media melaporkan setidaknya enam orang tewas.

Tanah longsor yang mematikan dan kecelakaan lainnya biasa terjadi di tambang Hpakant yang tidak diatur dengan baik, yang menarik pekerja miskin dari seluruh Myanmar untuk mencari permata yang sebagian besar untuk diekspor ke China.

Tekanan ekonomi akibat pandemi COVID-19 telah menarik lebih banyak migran ke tambang batu giok bahkan ketika konflik berkobar sejak militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta pada bulan Februari.

Pemerintah terguling dari peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi telah berjanji untuk membersihkan industri ketika mengambil alih kekuasaan pada tahun 2016, tetapi para aktivis mengatakan sedikit yang berubah.

Pada Juli tahun lalu, lebih dari 170 orang, banyak dari mereka pendatang, tewas dalam salah satu bencana terburuk di Hpakant setelah limbah pertambangan hanyut ke danau.

Myanmar menghasilkan 90 persen batu giok dunia. Sebagian besar berasal dari Hpakant, di mana kelompok hak asasi manusia mengatakan perusahaan pertambangan yang memiliki hubungan dengan elite militer dan kelompok etnis bersenjata menghasilkan miliaran dolar setahun. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home