Loading...
FOTO
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 11:22 WIB | Kamis, 26 Oktober 2017

Nandur Srawung, Upaya Menyemai Pergaulan Lintas Sisi

Nandur Srawung, Upaya Menyemai Pergaulan Lintas Sisi
Pameran seni rupa Nandur Srawung #4 di Taman Budaya Yogyakarta, 25-31 Oktober 2017. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Nandur Srawung, Upaya Menyemai Pergaulan Lintas Sisi
Kepala Dinas Kebudayaan Pemda DI Yogyakarta Umar Priyono (paling kanan) didampingi Kepala UPTD Taman Budaya Yogyakarta Dyah Tutuko Suryandaru (tengah) saat pembukaan Pameran Seni Rupa Nandur Srawung #4, Rabu (25/10) malam.
Nandur Srawung, Upaya Menyemai Pergaulan Lintas Sisi
"Indonesia Cintaku" karya kelompok Topo Broto, mix media.
Nandur Srawung, Upaya Menyemai Pergaulan Lintas Sisi
"E... Dhayohe Teko" karya kelompok Kesini@an-Kulonprogo, mix media.
Nandur Srawung, Upaya Menyemai Pergaulan Lintas Sisi
"Gunungan Topeng" dengan pewarnaan menggunakan malam batik dan cat akrilik pada batok kelapa.
Nandur Srawung, Upaya Menyemai Pergaulan Lintas Sisi
Nandur srawung lintas generasi: abdi dalem kraton mBah Suyat bersama cucunya Rizky Kuncoro Manik yang juga bercita-cita mengabdikan diri pada kraton.
Nandur Srawung, Upaya Menyemai Pergaulan Lintas Sisi
"Menjadi Saksi" dari kelompok Tabuh Jiwa, mix media.
Nandur Srawung, Upaya Menyemai Pergaulan Lintas Sisi
"Ha Ba", pensil dan akrilik di atas kanvas, kelompok Seludang Mayang.
Nandur Srawung, Upaya Menyemai Pergaulan Lintas Sisi
"Ketika Perempuan Berbuat", rhemasol di atas t-shirt, kelompok Dhimas Prabu.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mengangkat tema Budaya Jawa Budaya Adiluhung, gelaran seni rupa Nandur Srawung #4 dibuka pada Rabu (25/10) malam di pelataran Taman Budaya Yogyakarta (TBY) oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono.

Perhelatan yang berlangsung pada 25-31 Oktober 2017 di Taman Budaya Yogyakarta menampilkan karya lintas disiplin seni rupa, lintas praktik, serta lintas wilayah dari perupa di Yogyakarta maupun luar Yogyakarta.

"Ini menjadi arena (ruang) bertemunya para perupa tahap pemula. Jika tahun-tahun sebelumnya kita mengundang perupa senior yang sengaja dihadirkan untuk memberikan motivasi kepada perupa muda supaya menghasilkan suatu (karya) yang berkualitas, di Nandur Srawung saya berharap kepada peserta dan panitia untuk belajar dari pengalaman (experimental learning). Tingkat kedewasaan seniman (perupa) tidak luput dari excercises yang dilakukan dari lingkungan sekitarnya," jelas Umar Priyono dalam sambutannya. Ke depan, Umar berharap Nandur Srawung tetap bisa digelar dengan nama yang sama dengan pengembangan kegiatan yang lebih baik.

Empat ratus seniman-perupa yang sebagian seniman pemula-muda terlibat dalam pameran dalam karya tunggal maupun kolaboratif dua dimensi dan tiga dimensi.

Nandur srawung yang secara sederhana diartikan menanam pergaulan yang memungkinkan terjadinya komunikasi, dialog, berbagi ide-pemikiran dalam sebuah proses berkarya akan membuka ruang dialektika yang bisa saling menghidupi. Dalam kehidupan sehari-hari, nandur srawung menjadi sebuah ajakan untuk memahami realitas masyarakat dalam memelihara solidaritas, kepekaan sosial, dan penghargaan atas perbedaan itu sendiri melalui srawung.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home