Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 10:53 WIB | Jumat, 10 Juni 2022

NASA Luncurkan Studi tentang UFO

Para pekerja di perancah mengecat ulang logo NASA di dekat bagian atas Gedung Perakitan Kendaraan di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, Rabu, 20 Mei 2020. (Foto: dok. AP/John Raoux)

CAPE CANAVERAL, SATUHARAPAN.COM-badan antarika Amerika Serikat, NASA, meluncurkan studi tentang UFO (unidentified flying object  atau benda terbang yang tak teridentifikasi) sebagai bagian dari dorongan baru menuju sains berisiko tinggi dan berdampak tinggi.

Badan antariksa itu mengumumkan pada hari Kamis (9/6) bahwa mereka sedang membentuk tim independen untuk melihat seberapa banyak informasi yang tersedia untuk umum tentang masalah ini dan berapa banyak lagi yang diperlukan untuk memahami penampakan yang tidak dapat dijelaskan.

Para ahli juga akan mempertimbangkan cara terbaik untuk menggunakan semua informasi ini di masa mendatang.

Kepala misi sains NASA, Thomas Zurbuchen, mengakui komunitas ilmiah tradisional mungkin melihat NASA sebagai "semacam menjual" dengan menjelajah ke topik kontroversial, tetapi dia sangat tidak setuju.

“Kami tidak menghindar dari risiko reputasi,” kata Zurbuchen pada webcast National Academy of Sciences. “Keyakinan kuat kami adalah bahwa tantangan terbesar dari fenomena ini adalah bahwa ini adalah bidang yang miskin data.”

NASA menganggap ini sebagai langkah pertama dalam mencoba menjelaskan penampakan misterius di langit yang dikenal sebagai UAP (unidentified aerial phenomena), atau fenomena di udara tak dikenal.

Studi ini akan dimulai musim gugur ini dan sembilan bulan terakhir, dengan biaya tidak lebih dari US$ 100.000. Ini akan sepenuhnya terbuka, tanpa data militer rahasia yang digunakan.

NASA mengatakan tim akan dipimpin oleh astrofisikawan David Spergel, presiden Yayasan Simons untuk memajukan penelitian ilmiah.

Dalam sebuah konferensi pers, Spergel mengatakan bahwa satu-satunya prasangka yang masuk ke dalam penelitian ini adalah bahwa UAP kemungkinan akan memiliki banyak penjelasan.

“Kita harus mendekati semua pertanyaan ini dengan kerendahan hati,” kata Spergel. “Saya menghabiskan sebagian besar karir saya sebagai ahli kosmologi. Saya dapat memberi tahu Anda bahwa kita tidak tahu apa yang membentuk 95% dari alam semesta. Jadi ada hal-hal yang kami tidak mengerti.” (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home