Nasionalisme Bisa Ditanamkan Melalui Pendidikan Karakter
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pendiri dan pembina Sekolah Global Sevilla, Omi Komaria Madjid, mengatakan rasa nasionalisme dapat ditanamkan melalui pendidikan karakter yang diberikan sekolah.
"Melalui pendidikan karakter, kita bisa menanamkan rasa nasionalisme pada anak. Oleh karenanya, pendidikan karakter itu penting diberikan di sekolah," kata Omi seusai pertemuan dengan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) di Jakarta, Rabu (6/9).
Sebelumnya Presiden Jokowi telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Kepala Negara mengatakan, peraturan itu komprehensif karena proses penyusunannya melibatkan berbagai organisasi, termasuk Majelis Ulama Indonesia, PBNU, PP Muhammadiyah, Perti dan Al Irsyad.
Menurut Omi Komaria Madjid, pembentukan karakter di sekolah dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti Pramuka, Paskibra, dan lain sebagainya.
"Pendidikan karakter menjadi bagian untuk menanamkan rasa nasionalisme kepada anak-anak. Yang terpenting, pendidikan karakter bukan sebatas teori, namun harus diimplemantasikan ke dalam kehidupan sehari-hari," kata dia.
Salah satu program pembentukan karakter siswa yang dilakukan oleh Sekolah Global Sevilla adalah melalui metode "mindfulness practices". Metode tersebut mengajarkan siswa untuk menjaga pikiran tetap fokus, guna meningkatkan kemampuan konsentrasi dan daya ingat mereka serta sekaligus memberikan kedamaian pikiran.
"Kami juga menyadari bahwa sekolah adalah lingkungan terdekat bagi pelajar setelah keluarga mereka, sehingga sekolah dapat sangat berperan dalam pembentukan karakter anak," kata istri almarhum Noercholis Madjid (Cak Nur) itu.
Lebih lanjut, Omi mengakui guru sebagai salah satu ujung tombak keberhasilan pendidikan perlu melakukan inovasi pembelajaran. Dengan demikian, nilai-nilai karakter bangsa dapat dipadukan dengan kurikulum pendidikan yang ada.
"Semua pelajaran itu harus diisi pendidikan karakter. Jangan sampai Pancasila itu hanya menjadi sebuah hafalan, tapi bagaimana nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat diajarkan dan dilakukan," kata dia.
Dalam kesempatan itu juga disampaikan mengenai siswa Gobal Sevilla Schools berhasil maju ke babak final kompetisi debat bahasa Inggris tingkat dunia atau World Scholars Cup (WSC) di Universitas Yale, Amerika Serikat, pada November 2017. (Antaranews.com)
Editor : Sotyati
Petugas KPK Sidak Rutan Gunakan Detektor Sinyal Ponsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar inspeksi mendadak di...