Loading...
DUNIA
Penulis: Sotyati 12:04 WIB | Jumat, 08 Desember 2017

Naskah Asli Kaisar Showa Terlelang 275 Ribu Dolar

Kaisar Hirohito (kanan) dan permaisuri, bersama Putra Mahkota, yang sekarang dikenal dengan nama Kaisar Akihito. (Foto: Dok sauharapan.com/ww2db.com)

TOKYO, SATUHARAPAN.COM – Transkrip naskah mendiang Kaisar Showa pada era Perang Dunia II laku terjual senilai 275.000 dolar atau sekitar 3 miliar rupiah dalam lelang di New York, Rabu (6/12/2017), seperti diberitakan NHK. Hampir dua kali lipat dari estimasi sebelumnya, seperti dilaporkan Reuters, yang diperkirakan laku 100.000 – 150.000 dolar.

Kaisar Showa yang dikenal di seluruh dunia dengan nama aslinya, Hirohito, mendiktekan pemikirannya tak lama setelah perang. Naskah pemikirannya itu, mengutip dari NHK, ditranskrip ke dalam dokumen 173 halaman oleh mantan diplomat Hidenari Terasaki, orang dekat kaisar. Reuters menyebut Teraaki sebagai penasihat sekaligus penerjemah pribadi Kaisar.  

Dokumen ini menjadi sensasional saat pertama kali diterbitkan di Jepang pada tahun 1990-an. Reuters menggambarkannya sebagai dua bundel dokumen berwarna kecokelatan, tulisan tangan dengan tinta dan pensil, berjudul Dokuhakuroku, Emperor Showa’s Monologue.    

NHK menyebutkan seorang dokter bedah plastik terkenal Jepang yang mengelola klinik di seluruh Jepang dalam laman Twitter menulis bahwa dialah pemenang lelang naskah asli tersebut. Naskah itu mencakup berbagai peristiwa, mulai dari pembunuhan panglima Perang China Zhang Zuolin pada tahun 1928 sampai siaran radio kaisar pada 15 Agustus 1945 yang mengumumkan kekalahan Jepang.

Terasaki juga menjadi penerjemah dalam pertemuan antara kaisar dan Jenderal AS Douglas MacArthur, komandan Pasukan Sekutu yang menduduki Jepang. Naskah asli sebelumnya disimpan oleh keluarga Terasaki yang pindah ke Amerika Serikat setelah perang.

Dalam wawancara dengan Reuters, Tom Lamb, Direktur Departemen Buku dan Naskah Balai Lelang Bonham, mengatakan naskah itu mengungkapkan keputusan-keputusan sulit Kaisar. Ia bisa saja memanfaatkan kekuasaannya, namun ia mempertimbangkan rakyatnya. Ia tidak menghendaki terjadinya perang sipil yang hebat yang justru akan menyeret Jepang ke kehancuran.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home