Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 15:49 WIB | Rabu, 29 November 2017

NATO: Misil Korut Mengacaukan Keamanan Internasional

Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal NATO (Foto: rferl.org)

BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM - Peluncuran misil terbaru Korea Utara (Korut) mengganggu keamanan regional dan internasional, dan Pyongyang perlu kembali terlibat dalam dialog kredibel dengan masyarakat internasional, NATO mengatakan dalam pernyataan, hari Selasa (28/11).

Korea Utara kembali meluncurkan misil yang mendarat di perairan Jepang pada Rabu (29/11) dini hari. Ini adalah peluncuran pertama oleh Pyongyang, sejak peluncuran misil melewati Jepang pertengahan September.

“Saya mengutuk keras uji coba misil balistik terbaru ini. Ini merupakan pelanggaran lebih jauh terhadap Resolusi Dewan Keamanan, dan mengganggu keamanan regional dan internasional,” kata Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal NATO dalam sebuah pernyataan.

Pejabat-pejabat militer Korea Selatan dikutip sebagai mengatakan rudal itu terbang di jalur timur dan pihak berwenang – bekerja sama dengan militer Amerika Serikat – sedang menganalisa peluncuran itu.

“Kami mendeteksi kemungkinan peluncuran rudal dari Korea Utara. Jika ada kami akan memberikan informasi tambahan,” ujar juru bicara Pentagon Kolonel Robert Manning.

AS “tidak terkejut” dengan perkembangan itu, ujar seorang pejabat intelijen Amerika kepada VOA.

Juru bicara Gedung Putih memasang pesan di Twitter bahwa Presiden Donald Trump telah “diberi penjelasan singkat ketika rudal itu masih berada di udara, tentang situasi di Korea Utara.”

Peluncuran rudal balistik terakhir Korea Utara berlangsung September lalu. Belum jelas jenis rudal yang diluncurkan hari Selasa itu.

Di Jepang, tim krisis kabinet telah melangsungkan pertemuan darurat. Kepala Sekretaris Kabinet Jepang mengatakan Tokyo “memprotes keras” peluncuran itu.

Peluncuran rudal balistik terbaru Korea Utara dilakukan ketika AS dan Korea Selatan sedang mempersiapkan latihan bersama selama lima hari yang disebut “Vigilant Ace” pada tanggal 4 – 8 Desember mendatang bersama ribuan personil militer dan lebih dari 230 pesawat, termasuk enam pesawat jet F-22 yang dikirim ke Korea Selatan untuk pertama kalinya.

Korea Utara secara rutin mengecam latihan militer seperti itu dengan menggunakan bahasa yang kasar dan ancaman militer.

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home