Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 09:38 WIB | Selasa, 17 Maret 2015

Netanyahu Menolak Berdirinya Negara Palestina

Benjamin Netanyahu saat kampanye di Har Homa, Yerusalem timur, Senin (16/3). (Foto: reuters.com)

YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Senin (16/3), berjanji jika ia kembali terpilih, ia tidak akan mengakui berdirinya negara Palestina dan akan membangun ribuan permukiman Yahudi di wilayah pendudukan Yerusalem timur yang didominasi warga Arab guna mencegah kemungkinan wilayah tersebut akan menjadi bagian dari negara Palestina. 

Dalam wawancara dengan harian Maariv, Netanyahu ditanya apa benar tidak akan ada negara Palestina merdeka jika ia kembali terpilih sebagai perdana menteri. 

Ia menjawab, “Benar.”

Dalam wawancara terpisah dengan radio Israel, ia disodori pertanyaan apakah pidatonya pada 2009 di Bar Ilan tidak lagi relevan. Kala itu, Netanyahu untuk pertama kalinya mendukung solusi dua negara (Israel dan Palestina). 

“Anda tidak bisa mengungkit hal-hal yang tertuang dalam pidato di Bar Ilan... ketika pihak mereka (Palestina) hanya memiliki teror. Tidak ada lagi pasukan untuk perdamaian, tidak ada mitra untuk perdamaian,” ujar Netanyahu. Ia mengklaim realitas saat ini tidak lagi kondusif bagi berdirinya negara Palestina merdeka.

Sementara ketika berpidato menjelang pemilu pada Selasa saat berkampanye di Har Homa, sebuah permukiman Yahudi di wilayah pendudukan Yerusalem timur, Netanyahu berjanji ia tidak akan membiarkan Yerusalem timur menjadi ibu kota Palestina. 

“Saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Rekan-rekan saya dan saya sendiri di Partai Likud akan mempertahankan kesatuan Yerusalem,” ujar Netanyahu mengenai partai sayap kanan yang ia pimpin. 

“Kami akan terus membangun di Yerusalem. Kami akan membangun ribuan rumah, dan di tengah tekanan masyarakat internasional, kami akan bertahan dan terus mengembangkan ibu kota abadi kita,” imbuhnya. 

Israel merebut Yerusalem timur dalam Perang Enam Hari pada 1967 dan kemudian mencaploknya. Langkah tersebut tidak diakui masyarakat internasional. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home