Loading...
RELIGI
Penulis: Reporter Satuharapan 11:14 WIB | Sabtu, 26 Mei 2018

NTT Gelar Pesparani Tingkat Provinsi

Ilustrasi. (Sumber: beneficeoflangelei.org.uk)

KUPANG, SATUHARAPAN.COM – Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar audisi tingkat provinsi sebagai persiapan menyambut Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) tingkat nasional akan digelar di Ambon pada Oktober mendatang. Pesparani NTT berlangsung empat hari, 24 - 27 Mei 2018, mengusung tema “Membangun Persaudaraan Sejati”. 

Kegiatan ini melibatkan beberapa Keuskupan di wilayah NTT. Masing-masing kabupaten/kota mengirimkan kontingen untuk adu keterampilan dalam bernyanyi, membaca Kitab Suci, dan kegiatan lain sesuai dengan matalomba.

Hadir mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Dirjen Bimas Katolik Eusabius Binsasi, yang menyampaikan sukacitanya berada di antara ribuan umat Katolik. “Saya bangga menyaksikan semua anak gereja Katolik yang terhimpun dari berbagai daerah dan Keuskupan se-Nusa Tenggara Timur telah hadir dan berkumpul bersama di tempat ini. Bagi saya ini adalah suatu momen bersejarah dan spektakuler,” ungkapnya di Kupang, Kamis (24/5).

Dalam sejarah NTT, lanjut Eusabius, baru pertama kali umat Katolik dikumpulkan dalam satu kesempatan untuk mengadakan lomba paduan suara dalam skala besar. Sebab, biasanya ajang lomba terjadi hanya pada tingkat Keuskupan.

“Mimpi besar umat Katolik NTT akan lahirnya wadah yang senantiasa menghidupkan tradisi seni dan budaya Katolik yang dikemas dalam sebuah Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) telah terwujud,” tuturnya.

“Momen ini memberi gambaran kepada kita betapa indahnya kerja sama dan solidaritas antarbudaya,  antarkeuskupan, antarkabupaten/kota dan antarinstansi baik pusat maupun daerah, dalam satu nada dasar yang sama, yakni demi meningkatkan kualitas  iman dan ketakwaan umat Katolik yang seratus persen Katolik dan seratus persen Pancasilais,” ia menambahkan.

Pesta Iman

Dirjen berharap, Pesparani tidak sekadar menjadi ajang lomba, tetapi juga Pesta Iman. “Kita perlu menyadari bahwa ‘Kita lomba tapi rasa pesta’. Filosofi lomba identik dengan persaingan, kompetisi dan mencari yang terbaik. Namun jangan lupa lomba kita dalam nuansa pesta yang kita kenal Pesta Paduan Suara Gerejani,” ungkap Dirjen.

Filosofi pesta, menurut Dirjen, mensyaratkan adanya cinta, persaudaraan, gotong royong, pengorbanan, kesetiaan, dan kekeluargaan yang pada akhirnya dapat membidani lahirnya toleransi sebagai sesama umat Katolik di mana pun berada. “Kalau kita sudah baik dan rukun secara  internal maka kita akan mampu menjadi garam dan terang bagi orang lain tanpa  membedakan suku, agama dan ras,” Dirjen menegaskan.

Dirjen mengharapkan umat Katolik bergandengan tangan dalam menyukseskan Pesparani NTT dan menyongsong Pesparani Tingkat Nasional di Ambon. “Pesparani menyentuh aspek iman,  budaya, ideologi, dan psikologis. Keempat aspek ini adalah  substansi dari realitas hidup sosial yang harus diramu menjadi  indah dan bermakna demi meningkatkan keharmonisan dan bonum commune. Semoga Pesparani ini memberi secercah harapan terang untuk Indonesia jaya,” katanya.

Kegiatan ini diisi dengan perlombaan paduan suara, mazmur, gregorian, dan membaca Kitab Suci. Ada juga persembahan grup musik qasidah saat acara pembukaan. Marching band dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kupang juga ikut dalam parade kebhinnekaan Pesparani.

Kegiatan ini juga dibantu berbagai pihak lintas agama, yakni: Banser, Remaja Masjid, dan GMIT yang melambangkan kerukunan dan toleransi, sehingga NTT bukan saja Nusa Tenggara Timur, tetapi juga Nusa Terindah Toleransi.

Hadir pada pembukaan Pesparani, Staf Ahli Menteri ESDM Widyo Sunaryo, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno,  anggota DPRD NTT, bupati, wali kota dan wakil walikota Kupang, perwakilan GMIT, PHDI Kota Kupang, FKUB NTT, MUI NTT, perwakilan masyarakat Buddha, serta rohaniwan dan umat Katolik Kota Kupang. (kemenag.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home