Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 13:44 WIB | Rabu, 19 Oktober 2016

Obama Dukung Referendum di Italia

Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi dan istri bersama Presiden AS, Barack Obama dan istri. (Foto: ANSA)

ROMA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, ikut meramaikan pro-kontra referendum konstitusi Italia, ketika pada hari Selasa (18/10) ia mengatakan mendukung upaya Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, untuk mengubah konstitusi. Ia menyatakan  mengambil pilihan 'YA' terhadap referendum yang diajukan.

Berbicara di Gedung Putih dalam komperensi pers dengan wartawan ketika menerima kunjungan Renzi, Obama mengatakan kemenangan kubu 'YA' dalam referendum Italia akan membantu Italia

Presiden AS itu menambahkan, ia satu pendapat dengan Renzi dan apa pun hasil referendum, menurut dia, perdana menteri muda reformis Italia itu harus tetap dalam jabatannya.

Obama banyak memuji Renzi dalam pertemuan itu, demikian pula sebaliknya. "Matteo merupakan generasi baru pemimpin yang tidak hanya di Italia, tapi di Uni Eropa dan dunia," kata Obama, sebagaimana dilansir dari kantor berita ANSA. Ia memperingatkan bahwa jika Eropa gagal untuk beralih dari kebijakan penghematan kepada kebijakan ekonomi yang lebih ekspansif, dampak kerapuhannya akan kembali muncul dan dampak negatifnya akan terasa di AS bahkan di seluruh dunia.

Sementara itu, ketika mendapat giliran berbicara, Renzi memuji AS sebagai contoh dan ia berharap Uni Eropa seharusnya berbuat lebih banyak.

"Italia menganggap AS adalah contoh,  sebagai titik acuan dalam pertempuran (terhadap penghematan)," kata Renzi.

"Jika kami menang referendum Desember nanti, akan lebih mudah bagi Italia untuk melanjutkan pertempuran untuk mengubah Uni Eropa," jelasnya.

"Jika kami menang ... hal-hal akan lebih sederhana untuk Italia, dan pertempuran untuk mengubah Eropa akan lebih mudah," kata Renzi.
   
Referendum yang diajukan oleh Renzi telah mendapat tantangan dari kalangan masyarakat. Yang terakhir, penentangnya adalah mantan Perdana Menteri Italia, Mario Monti. Penentangan Monti dirasa mengejutkan karena selama ini ia selalu berpihak dan membela Renzi.

"Uni Eropa tidak pernah meminta perubahan konstitusi ini, dan karena itu Italia seharusnya tetap tenang. Italia tidak sedang menghadapi risiko kejatuhan dan kehancuran euro, seperti lima tahun lalu, "kata Monti dalam sebuah wawancara dengan harian Corriere della Sera.

Sebelumnya, Renzi telah mengumumkan akan mengadakan referendum terhadap konstitusi pada Desember nanti. Reformasi konstitusi yang dia ajukan meliputi pembatasan tajam  kekuasaan legislatif Senat Italia, mengubahnya menjadi lembaga perwakilan daerah, dalam upaya untuk mengurangi kebuntuan dalam sistem politik.

Reformasi itu juga akan menyerahkan kekuasaan atas berbagai keputusan besar - misalnya dalam belanja infrastruktur - kembali ke pemerintah pusat dari pemerintah daerah.

Perubahan yang diusulkan itu muncul mengikuti telah disetujuinya undang-undang pemilihan yang kontroversial, yang akan menyerahkan kekuasaan supermayoritas di parlemen tingkat rendah kepada partai pemenang. Menurut para pendukung proposal, reformasi ini akan memudahkan mengelola negara.

Namun, Monti menolak usulan ini. Menurut dia, yang dibutuhkan oleh Italia bukan reformasi konstitusi, undang-undang pemilu tetapi penanganan terhadap beberapa masalah mendasar seperti penghindaran pajak dan korupsi

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home