Obat COVID-19 Belum Ditemukan, Vaksinasi Jadi Alternatif
BANDUNG, SATUHARAPAN.COM - Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran, Prof Dr dr Kusnandi Rusmil, SpA(K), MM mengungkapkan bahwa obat untuk menyembuhkan penyakit ini masih belum ditemukan, sehingga vaksin menjadi alternatif yang perlu kita lakukan untuk melawannya.
Hal itu disampaikan Prof Kusnandi dalam Seminar Nasional yang dilakukan melalui platform Zoom bertema “Penanganan Covid-19 dengan Protokol Kesehatan, Vaksinasi, dan Terapi Plasma Konvalesen” yang digelar Fakultas Kedokteran (FK) dan Forum Guru Besar (FGB) Universitas Kristen Maranatha pada Sabtu, 20 Februari 2021.
Vaksin sendiri, kata Prof Kusnandi, merupakan produk biologis untuk mencegah penyakit yang berisi antigen penyakit yang sudah dilemahkan, atau dalam kasus Covid-19 telah dimatikan, guna menghindarkan orang atau sekelompok orang dari penyakit tertentu. Tujuan akhirnya adalah eradikasi atau pemusnahan total penyakit tertentu di dunia, seperti vaksinasi cacar.
“Tidak ada obat antivirus atau vaksin khusus untuk melawan SARS-CoV-2 yang baru muncul saat ini. Oleh karena itu, urgensi pengembangan vaksin menjadi sangat penting untuk menekan pandemi dan mencegah wabah virus baru,” ujarnya.
Ia pun menjelaskan bagaimana proses pembuatan dan uji klinis fase III vaksin Sinovac di Indonesia, kerja sama antara Biofarma, Sinovac, Universitas Padjadjaran, dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Prof drh Wiku Bakti Bawono Adisasmito, MSc, PhD, yang juga hadir dalam acara ini menyampaikan bahwa hingga saat ini jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia masih belum bisa ditekan dengan sempurna.
Prof Wiku dalam sambutannya berharap seminar ini dapat menjadi media promosi kesehatan dengan mengikuti protokol yang ada dan membawa titik terang sebagai upaya perlindungan dari infeksi Covid-19. Ia juga mengharapkan melalui terapi plasma konvalesen (TPK) bisa menjadi salah satu jalan menuju kesembuhan.
“Tidak ada satu bagian pun yang bisa mencegah secara total Covid ini, tetapi kalau kita memiliki seluruh lapisan perlindungan seperti 3M, 3T, termasuk vaksin dan TPK, maka semoga masyarakat Indonesia secara keseluruhan dapat terlindung dari Covid ini,” ujarnya.
Rektor UK Maranatha, Prof Ir Sri Widiyantoro, MSc, PhD, IPU, mengapresiasi inisiatif dari FK UK Maranatha dan FGB untuk menyelenggarakan seminar nasional.
“Ini adalah seminar yang penting karena sebagai masyarakat yang awam tentang kesehatan, kita perlu tahu dan semakin waspada dalam menghadapi pandemi ini. Tentu tidak perlu cemas, tetapi selalu menjaga kesehatan, bersyukur, dan berkarya, serta tidak lupa bersukacita,” ucap Prof Sri.
Seminar Daring Nasional tersebut dihadiri sekitar 700 peserta, di antaranya mahasiswa dan dosen FK UK Maranatha, tenaga medis yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, serta masyarakat umum.
Seminar ini dihadiri juga Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional, Brigjen TNI (Purn) dr Alexander K. Ginting S., SpP(K), FCCP; Dosen FK UK Maranatha sekaligus Pelopor Terapi Plasma Konvalesen (TPK), Dr dr Theresia Monica Rahardjo, SpAn, KIC, MSi, MARS; Deputy Director for Translational Research, Eijkman Institute for Molecular Biology, Prof David Handojo Muljono, MD, SpPD, FINASIM, FAAASLD, PhD; dan Ketua Bidang Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat, dr Linda Lukitari Waseso.
KPK OTT Penyelenggara Negara di Kalsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Minggu (6/10) malam ...