Orang Muda Berpotensi Bawa Virus COVID-19 Tanpa Tunjukkan Gejala
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, mengharapkan kelompok orang muda lebih memperhatikan dan konsisten melakukan jaga jarak aman (social distancing) antarorang, karena mereka berpotensi membawa virus tanpa menunjukkan gejala terinfeksi virus, sehingga akan rawan menularkan kepada orang lain.
"Terutama pada kelompok umur yang masih muda sering kali karena kondisi fisiknya, kondisi imunitasnya jauh lebih baik, maka tidak memperhatikan menjaga jarak sehingga dia membawa virus ini tanpa gejala dan kemudian menularkan kepada keluarganya, dan kita tahu di antara keluarga kita mungkin ada yang rentan," kata Yurianto, dalam jumpa pers yang diadakan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (22/3).
Yurianto mengatakan orang-orang usia muda harus serius melakukan "social distancing", karena bukan hanya melindungi diri dari COVID-19 tapi juga melindungi orang lain, agar tidak terinfeksi COVID-19. Dengan kondisi fisik yang lebih baik, bukan berarti orang muda menjadi tidak berhati-hati. Yurianto mengatakan agar yang sehat tetap menjaga dirinya sehat, sementara yang sakit, melakukan isolasi diri agar tidak menularkan penyakit kepada orang lain, dan segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan dan dokter.
Di dalam keluarga, kemungkinan ditemui kelompok yang rentan terinfeksi COVID-19, di antaranya orang lanjut usia dan orang dengan memiliki penyakit-penyakit penyerta, seperti diabetes yang sudah menahun, hipertensi, dan gagal ginjal.
Jika kelompok rentan ini tertular COVID-19, maka mereka rentan masuk dalam kondisi yang berat, dan tidak menutup kemungkinan untuk bisa memberikan ancaman kematian kepada jiwanya. COVID-19 akan cepat memperburuk kondisi kelompok rentan tersebut karena daya tahan tubuh mereka yang menurun.
Kasus positif COVID-19 di Indonesia, bertambah sebanyak 64 kasus menjadi 514 kasus dengan angka kematian bertambah 10 orang menjadi 48 orang per Minggu (22/3).
"Ada penambahan kasus yang sembuh, sudah dua kali dites hasilnya negatif sebanyak sembilan orang, menjadi 29 orang," kata Yurianto.
Penambahan kasus sebanyak 64 kasus baru tersebut berasal dari DKI Jakarta (40 kasus), Jawa Barat (4 kasus), Jawa Tengah (1 kasus), Jawa Timur (15 kasus), Kalimantan Selatan (1 kasus), Maluku (1 kasus), dan yang terbaru adalah Papua (2 kasus).
Data tersebut sudah diserahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk kemudian dilanjutkan ke rumah sakit, untuk lanjutan layanan rumah sakit. Kemudian diberikan kepada dinas setempat untuk kepentingan penelusuran kontak. (Ant)
Pj Wali Kota Pekanbaru Risnandar Terjaring OTT KPK
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan Penjabat (Pj) Wali Kota ...