Loading...
PARENTING
Penulis: Frengki Napitupulu 19:27 WIB | Selasa, 02 Juni 2020

Orang Tua Konselor Serba Bisa

Mendengarkan. (Foto ilustrasi: Ist)

SATUHARAPAN.COM-Pekerjaan yang paling banyak peminatnya di era sekarang di antaranya adalah psikolog dan konselor. Alasannya sederhana, di era sekarang banyak orang yang depresi, stress, dan butuh didengarkan. Sadar atau tidak, hidup manusia mengalami dimensi kerumitan baru, yakni sulit untuk didengarkan. Akhirnya orang bersedia membayar mahal seorang psikolog atau konselor untuk sekadar “curhat” atau menumpahkan isi hatinya. Setiap orang butuh didengarkan.

Tidak hanya dialami orang dewasa, kebutuhan untuk didengarkan juga ada pada diri seorang anak, bahkan sejak bayi. Menurut berbagai pendapat, irama dan bentuk tangisan bayi akan berbeda ketika memberitahukan apa yang dia alami, entah itu lapar atau “ngompol”. Orang tua yang paham, tentu langsung tanggap akan hal itu. Jika tidak bayi bisa mengalami stress.

Kasus tentang anak bunuh diri, kenakalan yang berlebih, menggunakan narkoba, tawuran, malas sekolah, atau perilaku buruk lainnya tidak boleh dianggap sepele. Sudah banyak pendapat dan temuan dari para ahli mengatakan bahwa salah satu aspek penyebabnya adalah ketika anak tidak memiliki ruang, waktu dan kesempatan untuk berbicara dari hati-ke hati dengan orang tuanya.

Banyak alasan mengapa hal itu terjadi. Orang tua, sengaja atau tidak sengaja, kesulitan untuk mendengarkan anaknya berbicara. Mulai dari tidak punya waktu, sibuk, capek, gak level, gaya bicara anak “ngawur”, tidak nyambung, dianggap candaan semata, hingga menganggap masalah anak-anak tidak penting untuk dibahas atau didengarkan, dan masih banyak alasan lain.

Orang tua yang bijak semestinya hadir sebagai konselor yang serba bisa bagi anak-anaknya. Anak semestinya tidak boleh dibiarkan takut untuk mengutarakan isi hatinya. Anak sewajarnya tidak dibiarkan memilih untuk bicara ke pihak lain, mencari pelarian, bahkan memendam sendiri, Itu berbahaya bagi anak.

Peran orang tua sebagai konselor bukan hanya semata memberikan solusi, namun justru memberikan anak informasi pengelolaan masalah, membangun kepercayaan diri, dan pada akhirnya memberi kepercayaan bahwa si anak pasti bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Artinya dengan menjadi konselor, orang tua melatih anak untuk mampu menyelesaikan masalah atau beban hidupnya.

Untuk menjadi konselor serba bisa, orang tua melatih diri melalui pengenalan dan pengalaman hidup bersama anak, baik menyangkut perkembangan emosional anak, cara bicara anak, dan faktor lainnya secara komprehensif dan holistik. Orang tua ditantang untuk mampu berpikir reflektif tentang komunikasi verbal yang menyentuh nalar anak. Artinya orang tua adalah pihak yang paling mengenal anaknya dengan utuh, bukan biro konseling, psikolog atau Guru BK.

Syarat mutlak yang perlu dibangun oleh orang tua sebagai konselor anak adalah dapat dipercaya. Ini menyangkut hubungan erat yang dibangun dengan proses yang panjang. Membiasakan diri ngobrol dan mendengarkan anak berbicara sejak masa kecilnya akan membantu untuk membangun trust.

Turunkan level kemampuan bicara Anda dan seriuslah bicara pada balita anda meskipun bahasanya tidak nyambung atau rumit untuk dipahami. Tanyalah anakmu ketika dia sedang cemberut dengan sabar dengarlah ceritanya dan pastikan bahwa itu penting bagi anda. Jangan pernah katakana “ah…masalah sepele saja itu” atau bahasa “apaan sih, gitu doang dibahas”. Jika hal itu berlangsung terus, maka potensi anak mempercayai orang tua akan tinggi dan si anak akan mengetahui kemana ia akan datang ketika ada masalah dalam hidupnya.

Orang tua sebagai konselor serba bisa akan selalu berupaya menurunkan atau bahkan menghilangkan stress anak, memberi rasa aman dan nyaman bagi anak, membuat anak mampu melihat potensi baik dalam dirinya, dan yang utama membuat anak memiliki kepercayaan diri menyelesaikan masalahnya dengan baik.

Jika hal ini bisa dilakukan, maka orang tua sedang mempersiapkan anak-anaknya menajdi generasi yang tangguh dan kuat di masa depan. 

*Penulis adalah pemerhati komunikasi, literasi dan parenting. 

Editor : Sabar Subekti

BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home