Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sotyati 16:19 WIB | Selasa, 03 Mei 2016

Orangutan Borneo, Kian Tersingkir dari Habitatnya

Orangutan Borneo, Kian Tersingkir dari Habitatnya
Induk orangutan Borneo sambil menggendong bayinya mengusir babi hutan yang dianggapnya mengancamnya, hasil jepretan fotografer Rusia, Julia Sundukova, awal tahun ini di hutan hutan Kalimantan. (Foto: dailymail.co.uk/Caters News Agency)
Orangutan Borneo, Kian Tersingkir dari Habitatnya
Orangutan di pusat reintroduksi dan rehabilitasi yang dikelola Yayasan Borneo Orangutan Survival di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah. (Foto: gibbon-indonesia.org)

SATUHARAPAN.COM – Media Inggris dailymail.co.uk, pada 2 Mei 2016, memuat foto berita yang menggambarkan induk orangutan, sambil menggendong bayinya, berhasil mengusir babi hutan yang mengancamnya.

Foto-foto hasil jepretan fotografer Rusia, Julia Sundukova, yang diambil pada awal tahun ini di hutan Kalimantan itu, menggambarkan induk orangutan itu meraih sebatang kayu, menggunakannya sebagai senjata, dan berusaha mengusir babi hutan yang perlahan mendekat.

It's enough to make any mother go ape! Protective orangutan fights off wild pig with a STICK after it gets too close to her precious baby”, demikian judul yang memayungi tujuh foto yang diambil berurutan tersebut. Foto-foto itu memperlihatkan kegigihan si induk orangutan melindungi bayinya, hingga foto terakhir yang menampakkan bagian belakang tubuh babi hutan, menggambarkan keberhasilan si induk orangutan mengusir si pengganggu.   

“Sangat menyentuh melihat keberanian induk orangutan itu melawan babi hutan demi melindungi bayinya. Tidak percuma dan tidak akan terlupakan pengalaman menghabiskan banyak waktu untuk menyaksikan dan merekam peristiwa itu,” kata fotografer berusia 37 tahun itu, seperti ditulis Sara Malm.

Orangutan adalah salah satu kekayaan satwa Indonesia karena hanya ditemukan di hutan hujan Sumatera dan Kalimantan, termasuk hutan di Kalimantan yang masuk wilayah Malaysia.

Ancaman

Orangutan Kalimantan lebih dikenal dengan orangutan Borneo, memiliki nama ilmiah Pongo pygmaeus.

Orangutan Borneo adalah bagian dari keluarga besar kera dan merupakan mamalia arboreal terbesar. Orangutan ini lebih banyak ditemukan di hutan dataran rendah, di bawah 500 m di atas permukaan laut. Hutan dan lahan gambut merupakan pusat daerah jelajahnya, karena lebih banyak menghasilkan tanaman berbuah besar.

Satwa ini, seperti dikutip dari wwf.or.id, memiliki rambut panjang dan kusut berwarna merah gelap kecokelatan, dengan warna pada bagian wajah mulai dari merah muda, merah, hingga hitam.

Berat jantan dewasa bisa mencapai 50 hingga 90 kg dan tinggi badan 1,25 hingga 1,5 m. Berat betina dewasa 30 - 50 kg dan tinggi 1 m.

Lengan orangutan yang panjang tidak hanya berfungsi untuk meraih makanan seperti buah-buahan, tetapi juga untuk berayun dari satu pohon ke pohon lain, menggunakan jangkauan dan kaki untuk pegangan yang kuat.

Pelipis seperti bantal yang dimiliki orangutan Borneo jantan dewasa membuat wajah satwa ini terlihat lebih besar. Tetapi, tidak semua orangutan Borneo jantan dewasa memiliki pelipis seperti bantal.

Jakun yang dimiliki dapat digelembungkan untuk menghasilkan suara keras, digunakan untuk memanggil dan memberitahu keberadaan mereka.

Berdasarkan studi genetika orangutan Borneo, seperti dikutip dari wwf.or.id, terdapat tiga sub-spesies orangutan yang telah diidentifikasi, yaitu Pongo pygmaeus pygmaeus yang ditemukan di barat laut Kalimantan, Pongo pygmaeus wurmbii di Kalimantan bagian tengah, dan Pongo pygmaeus morio di timur laut Kalimantan. Dari ketiga sub-spesies orangutan Borneo tersebut, Pongo pygmaeus wurmbii berukuran tubuh relatif paling besar, sementara Pongo pygmaeus morio berukuran relatif paling kecil.

Pada tahun 2004, menurut WWF, ilmuwan memperkirakan total populasi orangutan di Kalimantan, baik di wilayah Indonesia maupun Malaysia terdapat sekitar 54.000 individu. Diantara ketiga sub-spesies orangutan Borneo tersebut, Pongo pygmaeus pygmaeus merupakan sub-spesies yang paling sedikit dan terancam kepunahan, dengan estimasi jumlah populasi sebesar 3,000 hingga 4,500 individu di Kalimantan Barat dan sedikit di Sarawak, atau kurang dari 8 persen dari jumlah total populasi orangutan Borneo.

Semua sub-spesies orangutan Borneo adalah spesies langka dan sepenuhnya dilindungi Undang-Undang. Spesies ini diklasifikasikan oleh CITES ke dalam kategori Appendix I (species yang dilarang untuk perdagangan komersial internasional karena sangat rentan terhadap kepunahan).

Ancaman utama yang dihadapi orangutan Borneo adalah kehilangan habitat, pembalakan liar, kebakaran hutan, perburuan dan perdagangan orangutan untuk menjadi satwa peliharaan. Dalam satu dekade terakhir, setiap tahun paling tidak terdapat 1,2 juta ha kawasan hutan di Indonesia digunakan untuk aktivitas-aktivitas penebangan berskala besar, pembalakan liar, serta konversi hutan untuk pertanian, perkebunan, pertambangan, dan permukiman. Kebakaran hutan yang disebabkan fenomena iklim seperti badai El Nino dan musim kering berkepanjangan juga mengakibatkan berkurangnya populasi orangutan.

Selama 20 tahun terakhir, habitat orangutan Borneo berkurang paling tidak sekitar 55 persen.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home