Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sotyati 15:14 WIB | Senin, 05 September 2016

Pacar Cina, si “Chinese Perfume Plant” Berdaya Insektisidal

Pacar cina (Aglaia odorata, Lour.). (Foto: id.priceaz.com)

SATUHARAPAN.COM – Bunga tumbuhan pacar cina yang berwarna kuning dan berbau wangi dulu dimanfaatkan sebagai pengharum lemari alami. Bunga dipetik bersama sedikit batang dan daun, kemudian dikeringkan, sebelum dimasukkan ke dalam lemari.

Selain diolah menjadi parfum secara tradisional, bunga pacar yang dikeringkan, juga biasa dimanfaatkan sebagai campuran rokok.

Kini, seiring dengan berkembangnya aneka pengharum ruangan, pengharum lemari alami seperti pacar cina ini, juga melati, tidak banyak digunakan.  Keadaan ini punya andil menyebabkan tidak banyak lagi orang yang menanam tumbuhan yang diperdagangkan secara internasional dengan nama chinese perfume plant ini. Hanya sebagian yang masih menanamnya sebagai tanaman hias dalam pot, atau sebagai bonsai.

International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), organisasi internasional yang bergerak dalam bidang konservasi alam dan pemanfaatan sumber daya-sumber daya alam, dalam situs resminya, memasukkan pacar cina sejak 1998 sebagai tumbuhan yang cenderung terancam kepunahan.

Pacar cina, mengutip dari situs lUCN pula, adalah tumbuhan asli Kamboja, Myanmar, Thailand, dan Hainan (Tiongkok).  Tumbuhan ini sejak lama diakui khasiatnya sebagai obat, di antaranya tumbuhan ini masuk dalam Medicinal Plant Images Database, keluaran School Chinese Medicine, Hong Kong Baptist University.   

Pacar cina adalah tumbuhan pohon, yang dapat tumbuh setinggi 2m - 6m dengan banyak cabang. Pacar cina acap ditanam di kebun dan pekarangan atau tumbuh liar di ladang-ladang yang cukup mendapat sinar matahari. Wikipedia menyebutkan pacar cina memiliki daun majemuk menyirip ganjil yang tumbuh berseling panjang sekitar 13 cm dengan 3-9 helai anak daun bertangkai pendek, permukaan licin mengkilap terutama pada daun muda.

Bunganya rapat, panjang 5 cm - 6 cm, berwarna kuning dan berbau harum. Buahnya bulat lonjong, merah, dengan 1-3 biji.

Dari tempat asalnya, tumbuhan ini menyebar ke seluruh Tiongkok, India, Sri Lanka, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia, tumbuhan ini ditemukan tersebar di Sumatera, Jawa, dan Maluku. Pacar cina tumbuh di ketinggian di bawah 300 meter di atas permukaan laut, dan di Jawa tumbuhan ini berbunga sepanjang tahun.

Pacar cina adalah tanaman perdu dari famili Meliaceae, yang memiliki nama ilmiah Aglaia odorata, Lour. Nama spesies “odorata” mengacu pada bunganya yang wangi.  

Dalam bahasa Inggris, pacar cina juga disebut chinese rice flower atau chinese perfume tree. Di Indonesia, pacar cina juga dikenal dengan nama culan, pacar culan, kemuning cina, atau bhangear cina. Orang acap menyarukannya dengan kemuning (Muraya paniculata).

Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan mencangkok.

Manfaat dan Khasiat Pacar Cina

Wikipedia menyebutkan pacar cina berkhasiat menyembuhkan perut kembung, sukar menelan, batuk, bisul dan mempercepat persalinan karena mengandung minyak atsiri, alkaloid, serta garam-garam mineral. Pacar cina juga terbukti dapat menekan penyakit bengkak akar yang disebabkan oleh Meloidogyne spp., pada tanaman tomat. Bunga keringnya dapat digunakan sebagai bahan penambah aroma teh hijau.

Tak jauh berbeda, buku Rangkuman Fungsi dan Khasiat Tanaman Obat, keluaran Merapi Farma Herbal, menyebutkan daun pacar cina berkhasiat sebagai penghilang bau badan, mencret, memar, obat bisul, obat luka, dan obat haid. Bunganya, untuk mengobati perut kembung, sukar menelan, batuk, pusing, dan mempercepat persalinan.

Di Filipina, menurut Wikipedia, akar dan daun pacar cina dimanfaatkan sebagai tonikum. Bunganya yang dikeringkan, biasa dimanfaatkan untuk mengobati demam dan luka di mulut.

Di Tiongkok, cabang-cabang dan daun yang sudah dikeringkan, secara tradisional dimanfaatkan sebagai obat rematik, luka karena jatuh, luka infeksi, setelah direbus terlebih dulu.

Tumbuhan pacar cina, seperti disebutkan dalam repository.wima.ac.id, mengutip dari buku JR Hutapea, Inventaris Tanaman Obat Indonesia Jilid III (Balitbangkes, Kementerian Kesehatan, 1994), memiliki kandungan kimia alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, dan minyak atsiri. Kemudian, mengutip dari Robinson (1995), kandungan senyawa yang mempunyai bioaktivitas stimulan adalah flavonoid.

Perkembangan pengetahuan menunjukkan bahwa flavonoid termasuk salah satu kelompok senyawa aromatik yang termasuk polifenol dan mengandung antioksidan. Flavonoid disebut antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas dengan membebaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. Kandungan kimia tersebut yang hingga sekarang masih digali para ahli, untuk dikembangkan menjadi bahan obat modern.

Studi lain, mengutip dari repository.wima.ac.id, menyebutkan daun pacar cina memiliki efek sebagai bioinsektisida.

Studi Arief Firmansyah pada tahun 2007, seperti dikutip dari repository.maranatha.edu, juga menyebutkan pacar cina dapat berfungsi sebagai antimikroba. Ia memfokuskan penelitiannya untuk mengetahui efek ekstrak daun pacar cina sebagai antimikroba terhadap Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, dan Candida albicans. Kesimpulan dari penelitiannya menyebutkan ekstrak daun pacar cina mempunyai aktivitas antimikroba terhadap Streptococcus pyogenes, tetapi tidak terhadap Staphyloccocus aureus dan Candida albicans.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home