Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 02:10 WIB | Kamis, 13 Maret 2025

Pakistan: Bom Bunuh Diri Ancam Upaya Penyelamatan Sandera dalam Kereta Api

Penumpang yang diselamatkan dari kereta api setelah diserang oleh militan separatis, berjalan dengan barang-barang mereka di Stasiun Kereta Api di Quetta, Balochistan, Pakistan, 12 Maret 2025. (Foto: Reuters)

ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Pembom bunuh diri duduk di sebelah sejumlah penumpang yang disandera setelah militan membajak sebuah kereta api di Pakistan barat daya, yang mempersulit upaya penyelamatan, kata sumber keamanan pada hari Rabu (12/3).

Sekitar 50 pemberontak separatis meledakkan rel kereta api dan melemparkan roket ke Jaffar Express pada hari Selasa (11/3), yang mengangkut lebih dari 400 orang, kata seorang pejabat keamanan.

Dalam sebuah video yang dibagikan oleh militan, kereta api terlihat melaju melalui jalan tandus ketika sebuah ledakan menghantam rel saat lokomotif mendekat, yang menyebabkan kepulan asap hitam. Sekelompok militan terlihat menonton dari atas bukit di atas rel.

Video yang dibagikan oleh juru bicara kelompok itu di Telegram kemudian beralih ke orang-orang yang ditarik keluar dari kereta saat kereta berhenti di luar terowongan. Reuters tidak dapat memverifikasi keaslian video tersebut secara independen.

Ratusan tentara dan tim dalam helikopter telah melancarkan operasi untuk menyelamatkan sandera di daerah pegunungan terpencil tempat kereta itu berhenti. Pemerintah mengatakan sejauh ini telah menyelamatkan 155 penumpang.

Tidak ada keterangan resmi tentang berapa banyak orang yang masih ditawan oleh militan. Tentara Pembebasan Baloch (BLA), kelompok etnis bersenjata yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka menyandera 214 orang.

"Orang-orang diserang ... penumpang terluka dan beberapa penumpang meninggal," kata Muhammad Ashraf, yang berada di dalam kereta.

Masinis tewas setelah mengalami luka serius, kata polisi dan petugas kereta api.

BLA mengancam akan mulai mengeksekusi sandera kecuali tahanan politik Baloch, aktivis, dan orang hilang yang katanya telah diculik oleh militer dibebaskan dalam waktu 48 jam.

Kelompok tersebut membagikan pesan dari salah satu pejuangnya di kereta yang menyerukan orang-orang di Balochistan untuk bergabung dalam perjuangan mereka melawan negara Pakistan.

"Kawan-kawan menumpahkan darah mereka untuk Anda, untuk tanah air ini," kata pria itu dalam pesan yang diunggah di Telegram.

Seorang sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa ada 425 penumpang di kereta tersebut ketika diserang dalam perjalanan dari Quetta, ibu kota Balochistan, ke Peshawar di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Sumber keamanan tersebut mengatakan bahwa setelah menguasai kereta, para pemberontak mulai menarik penumpang dan memeriksa identitas mereka.

"Mereka mencari tentara dan personel keamanan," kata pejabat tersebut, seraya menambahkan bahwa setidaknya 11 orang, termasuk pasukan paramiliter, telah tewas sejauh ini.

Militan BLA dengan bom yang diikatkan di tubuh mereka duduk di samping penumpang lain, kata sumber tersebut.

Kembalikan Anak Saya

BLA adalah kelompok bersenjata etnis terbesar dari beberapa kelompok yang memerangi pemerintah Pakistan di Provinsi Balochistan yang kaya mineral, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.

Sumber keamanan mengatakan pada hari Rabu bahwa 27 pejuang BLA telah tewas sejauh ini dalam operasi militer tersebut. Pada hari Selasa, BLA membantah ada anggotanya yang tewas.

Lebih dari 50 orang yang diselamatkan sejauh ini dibawa ke Quetta pada hari Rabu pagi, dikawal oleh pasukan keamanan, di mana kerabat mereka sedang menunggu mereka.

Seorang perempuan, yang mengatakan putranya termasuk di antara penumpang yang masih disandera, berhadapan dengan menteri provinsi Mir Zahoor Buledi ketika dia mengunjungi penumpang yang dibebaskan.

“Saya mohon dengan tangan terlipat, tolong kembalikan anak saya. Mengapa Anda tidak menghentikan kereta jika mereka tidak aman? Jika kereta tidak akan pernah mencapai tujuannya, mengapa membiarkannya berangkat?” katanya.

Seorang wartawan Reuters melihat hampir 100 peti mati kosong di stasiun kereta api Quetta, tempat lebih banyak orang yang berada di dalam Jaffer Express diperkirakan akan tiba.

Operasi Militer Penuh

Perusahaan Kereta Api Pakistan telah menangguhkan semua operasi dari Provinsi Punjab dan Sindh ke Balochistan hingga badan keamanan memastikan daerah tersebut aman, media lokal melaporkan pada hari Rabu.

Pasukan keamanan Pakistan akan meluncurkan “operasi skala penuh” pada hari Rabu untuk membebaskan penumpang kereta yang disandera oleh militan, termasuk pelaku bom bunuh diri, kata para pejabat.

Puluhan sandera telah dibebaskan dan tiga orang tewas, termasuk masinis kereta, sejak serangan meletus di distrik Sibi. "Operasi skala penuh direncanakan pada pagi hari untuk menyelamatkan sandera kereta dan yang lainnya," kata seorang pejabat keamanan di daerah. Pejabat itu mengatakan bahwa pasukan "menghadapi tantangan karena gelapnya malam." "Kami mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat membahayakan sandera sipil," tambahnya.

Sumber keamanan mengatakan "teroris telah menempatkan pelaku bom bunuh diri tepat di sebelah penumpang sandera yang tidak bersalah."

Menteri Dalam Negeri. Mohsin Naqvi, mengumumkan hari Selasa malam bahwa "lebih dari 100 sandera" telah dibebaskan, sementara sumber keamanan mengatakan mereka termasuk "58 pria, 31 perempuan, dan 15 anak-anak."

Para sandera yang dibebaskan pada hari Selasa mengatakan mereka harus berjalan selama berjam-jam melalui daerah pegunungan untuk mencapai tempat yang aman. "Saya tidak dapat menemukan kata-kata untuk menggambarkan bagaimana kami berhasil melarikan diri. Itu mengerikan," kata Muhammad Bilal, yang bepergian dengan ibunya di kereta Jafar Express.

Menurut paramedis Nazim Farooq dan petugas kereta api Muhammad Aslam, masinis kereta, seorang polisi, dan seorang tentara tewas dalam serangan itu, keduanya di stasiun kereta Mach.

Seorang penumpang menggambarkan orang-orang bersenjata memilah-milah kartu identitas untuk memastikan siapa yang berasal dari luar provinsi, mirip dengan serangkaian serangan baru-baru ini yang dilakukan oleh Tentara Pembebasan Baloch.

"Mereka datang dan memeriksa identitas dan kartu dinas dan menembak dua tentara di depan saya dan membawa empat lainnya ke—saya tidak tahu ke mana," kata seorang penumpang yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, setelah berjalan empat jam ke stasiun kereta terdekat.

"Mereka yang merupakan orang Punjab dibawa pergi oleh para teroris," tambahnya.

Sekitar 80 penumpang yang dibebaskan dibawa ke ibu kota provinsi Quetta dengan "pengamanan ketat," kata seorang pejabat polisi yang tidak berwenang berbicara kepada media.

Pasukan keamanan telah memerangi pemberontakan selama puluhan tahun di Balochistan yang miskin, tetapi kekerasan telah meningkat di wilayah perbatasan barat dengan Afghanistan, dari utara ke selatan, sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada tahun 2021.

BLA mengklaim sumber daya alam di wilayah tersebut dieksploitasi oleh orang luar dan telah meningkatkan serangan yang menargetkan warga Pakistan dari wilayah lain.

Pada bulan Februari, militan BLA membunuh tujuh pelancong Punjabi setelah mereka diperintahkan turun dari bus. (Reuters/AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home