Palestina: Pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem Rusak Proses Perdamaian
BETHLEHEM, SATUHARAPAN.COM - Seorang pejabat senior Palestina pada Jumat (16/12) memperingatkan presiden terpilih Donald Tump bahwa membuktikan ucapannya dan memindahkan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) ke Yerusalem akan menghancurkan prospek proses perdamaian dengan Israel.
Yerusalem merupakan masalah status terakhir yang akan dinegosiasikan antara Israel dan Palestina, kata sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina Saeb Erekat kepada wartawan, dan membuat keputusan menyangkut hal itu sekarang “akan menghancurkan proses perdamaian”.
Pernyataan Erekat muncul sehari setelah Trump mengumumkan keputusannya menunjuk David Friedman, pendukung permukiman Israel yang mengatakan dia menantikan upaya perdamaian “dari Kedutaan Besar AS di ibu kota abadi Israel, Yerusalem”.
Penunjukan Friedman disambut baik oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan anggota pemerintah sayap kanannya.
Erekat memperingatkan konsekuensi dari pemindahan Kedutaan Besar dan perubahan dalam “sikap (AS) yang sudah berlangsung lama” yang menganggap “permukiman illegal”.
“Saya menatap mata David Friedman dan Trump, mengatakan kepada mereka -- jika Anda mengambil langkah untuk memindahkan kedutaan dan menganeksasi permukiman di Tepi Barat, Anda membawa wilayah ini menyusuri jalan yang saya sebut kekacauan, pelanggaran hukum dan ekstremisme,” katanya.
Ketika didesak mengenai apakah menurutnya Trump memang akan memindahkan kedutaan dan memungkinkan aneksasi permukiman Tepi Barat, Erekat mengatakan: “Menurut saya mereka tidak akan melakukannya.” (AFP/Ant)
Editor : Sotyati
RI Evakuasi 40 WNI dari Lebanon via Darat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengevakuasi 40 Warga ...