Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 17:32 WIB | Jumat, 22 Juli 2016

Panchen Lama Versi Tiongkok Pimpin Upacara Kalacakra di Tibet

Panchen Lama (Gyaltsen Norbu) yang diangkat pemerintah Tiongkok, dalam upacara Kalacakra, hari Kamis (21/7) di Tibet. (Foto: dari Xinhua)

BACA JUGA:

  • Tibet Tuntut Tiongkok Bebaskan Panchen Lama
  • Dalai Lama Ingin Buddha Tibet Tinggalkan Metode Reinkarnasi
  • TIBET, SATUHARAPAN.COM - Panchen Lama, pemimpin Buddha Tibet yang diangkat oleh pemerintah Tiongkok, hari Kamis (21/7) memulai upacara tantra yang dikenal sebagai upacara Kalacakra yang diadakan dalam empat hari.

    Ini adalah yang pertama upacara itu dilakukan dalam lebih dari 50 tahun setelah Tiongkok menguasai Tibet dan Dalai Lama meninggal wilayah itu dan tinggal di pengasingan.

    Pemerintah komunis Tiongkok mengangkat Gyaltsen Norbu menjadi (reinkarnasi) Panchen Lama pada tahun 1995. Namun, dia secara luas ditolak oleh rakyat Tibet yang masih menuntut untuk mengetahui keberadaan Gedhun Choekyi Nyima yang diakui sebagai (reinkarnasi) Panchen Lama sebenarnya.

    Gedhun yang ketika itu berusia enam tahun, hilang sejak penculikannya pada tahun 1995, dan kemudian pemerintah Tiongkok mengangkat Gyaltsen sebagai Pancen Lama, yang secara teori menempati urutan kedua dalam kepemimpinan spiritual Buddha Tibet setelah Dalai Lama.

    Dalai Lama, tak ingin meneruskan metode reinkarnasi, karena masalah politik terkait pengganti pemimpin spiritual Buddha Tibet. (Foto: dok)

     

    Kepentingan Politik Tiongkok

    Kantor berita resmi Tiongkok, Xinhua, mengatakan bahwa diperkirakan 50.000 orang menghadiri upacara untuk "keberuntungan" yang diselenggarakan di New Palace of Panchen Lama, dekat Zhaxi Lhunbo Lamasery di Xigaze, Tibet.

    Disebutkan sekitar 40 biksu dari Zhaxi Lhunbo Lamasery di Xigaze, Tibet dan Labrang Lamasery di Provinsi Gansu ikut dalam upacara tertutup di Yidam, Dewa Kalachakra.

    Partai Komunis menolak konsep seperti ritual dan upacara keberuntungan ini, namun mencap Dalai Lama, yang meninggalkan Tibet pada tahun 1959, sebagai separatis berbahaya bertekad memecah negara.

    Kelompok pegiat Free Tibet yang berbasis di London mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok secara resmi ateis, namun telah lama berusaha memaksakan otoritas terhadap Tibet dengan memilih pemimpin agama Buddha Tibet.

    Free Tibet dalam sirtusnya mengatakan bahwa upacara itu yang terbesar yang didukung Beijing selama bertahun-tahun. Selain Kalacakra yang merupakan upacara penting bagi Tibet, upacara itu juga berlangsung di Biara Tashi Lhunpo yang dalam sepanjang sejarah Tibet merupakan kedudukan  resmi Panchen Lama.

    Gedhun Choekyi Nyima diyakini rakyat Tibet sebagai reinkarnasi Panchen Lama ke-10 dan menjadi Panchen Lama ke-11. Dia pada tahun 1995, dan berusia enam tahun, diculik dan tidak diketahui keberadaannya. Lalu pemerintah Tiongkok mengangkat anak lain, Gyaltsen Norbu menjadi Panchen Lama. (Foto: dok.)

     

    Pancen Lama Palsu

    Kalacakra (dari bahasa Sansekerta) merupakan tradisi upacara yeng terkait konsep waktu (kala) dan siklus (chakra), sehingga disebut juga ‘’roda waktu’’. Berkaitan dengan siklus dan peredaran planet-planet, dengan siklus kehidupan manusia. Konsep ini mengajarkan praktik bekerja dengan energi paling halus dalam tubuh di jalan menuju pencerahan, yang juga dijalani oleh Dalai Lama.

    Menurut Free Tibet, Gyaltsen Norbu dikenal di seluruh Tibet sebagai Panchem Lama ‘’palsu’’, karena dia dipilih oleh Beijing pada tahun 1995. Gedhun Choekyi Nyima, anak laki-laki yang dipilih oleh Dalai Lama dan yang oleh rakyat Tibet diakui sebagai Panchen Lama, diculik pada tahun 1995 dan belum diketahui keberadaannya sejak itu.

    Upacara Kalacakra yang didukung pemerintah Tiongkok itu dinilai sebagai  upaya mengkooptasi Buddhisme Tibet untuk kepentingan politik. Pemerintah Tiongkok secara resmi menyebut diri ateis, namun mengklaim memiliki hak menentukan mana yang merupakan reinkarnasi "Lama" Tibet yang asli, tetapi tidak terbuka terhadap data yang digunakan.

    Pemerintah Tiongkok menyatakan niat untuk memilih pemimpin Tibet berikutnya untuk menggantikan Dalai Lama. Tiongkok juga mengecam pernyataan Dalai Lama di mana dia mungkin tidak akan reinkarnasi sama sekali. Setelah dia menolak menerima Panchen Lama yang dipilih oleh Beijing. Rakyat Tibet, menurut Free Tibet, juga akan menolak setiap Dalai Lama yang dipilih oleh Tiongkok.


    BPK Penabur
    Gaia Cosmo Hotel
    Kampus Maranatha
    Back to Home