Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 19:45 WIB | Minggu, 19 Januari 2020

Para Pihak Bertemu di KKT Berlin untuk Perdamaian Libya

Komandan Pasukan Nasional Libya (LNA), Khalifa Haftar, orang kunci di pihak Libya dalam tercapainya kesepakatan damai di Libya. (Foto: dok. Ist)

BERLIN, SATUHARAPAN.COM-Para pihak yang bersaing di Libya dan pendukung asing mereka menghadiri pertemuan puncak di Berlin pada hari Minggu (19/1) untuk membahas cara mengakhiri perang proksi di ibu kota negara itu, Tripoli.

Jerman dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) berharap dapat membujuk Rusia, Turki, Uni Emirat Arab, dan Mesir untuk mendorong kubu lawan mereka untuk menyepakati gencatan senjata abadi di Tripoli, markas tempat pemerintah yang diakui PBB menjalankan kekuasaan.

Libya adalah salah satu negara produsen minyak, namun lebih dari 140.000 penduduknya mengungsi ke negara lain akibat kekacauan sejak 2011 ketik dictator Moamar Gadhafi dibunuh dalam sebuah revolusi. Sekarang Libya mengurangi separuh produksi minyak mentahnya akibat perang.

Upaya-upaya perdamaian sebelumnya telah gagal, namun kali ini pertemuan satu hari diharapkan akan dicapai kesepakatn baru dengan komandan Tentara Nasional Libya (LNA) Khalifa Haftar, yang pada bulan April memulai serangan untuk mengambil kendali atas Tripoli.

Kekuatan-kekuatan Barat berharap saat ini untuk menekannya untuk melanjutkan gencatan senjata yang sebagian besar telah diadakan selama satu pekan ini.

Haftar pada hari Senin melakukan perjalanan ke luar negeri untuk pertemuan puncak antra Rusia dan Turki. Berbeda dengan saingannya, perdana menteri Fayez al-Sarraj yang diakui PBB, yang menandatangani proposal gencatan senjata abadi yang diajukan kepada kedua pemimpin negara itu.

KTT tntang Libya satu hari itu, yang juga akan mempertemukan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, dan para pemimpin Eropa dan Arab. Namun tidak akan berupaya menengahi kesepakatan pembagian kekuasaan antara Haftar dan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB. Sebaliknya, fokusnya adalah pada gencatan senjata yang langgeng untuk memulai kembali pembicaraan.

Blokade Minyak

LNA menutup pelabuhan minyak di wilayah timur pada hari Jumat (17/1), dan memotong produksi minyak sebesar 800.000 barel per hari. Itu akan memukul Tripoli, yang paling diuntungkan dari pendapatan minyak. Qatar mengutuk penyerbuan pelabuhan ekspor minyak Zueitina di Libya bagian timur itu.

Sebuah rancangan komunike akhir dari KTT akan meminta semua pihak untuk menahan diri dari permusuhan terhadap fasilitas minyak. Draf tersebut juga mengakui NOC, perusahaan minyak negara yang berbasis di Tripoli, sebagai satu-satunya entitas sah yang diizinkan untuk menjual minyak Libya, menurut rancangan tersebut, yang akan dibahas pada pertemuan puncak.

Yunani dan Turki

Haftar terbang ke Athena, ibu kota Yunani pada hari Kamis (16/1) untuk kunjungan mendadak ketika Yunani berupaya untuk membangun hubungan dengan komandan Libya setelah pemerintah yang diakui PBB di Tripoli menandatangani perjanjian keamanan dan maritim dengan Turki.

Yunani sangat menentang kesepakatan maritim antara Ankara dan Tripoli, yang mengklaim sebagian besar laut Mediterania untuk eksplorasi energi, bertentangan dengan klaim oleh Yunani dan Siprus.

Turki sangat mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang dipimpin oleh Fayez al-Sarraj, dan parlemennya menyetujui mosi untuk mengirim pasukan Turki ke Libya awal bulan ini.

Yunani berusaha mengambil bagian dalam pembicaraan di Berlin, tetapi tidak diundang. Turki pada hari Sabtu (18/1) mengecam Yunani karena menyambut Haftar, dan mengatakan bahwa langkah itu sebagai "sabotase" upaya perdamaian pada malam sebelum pertemuan puncak internasional di Berlin.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home