Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 07:47 WIB | Kamis, 07 Juli 2016

Pasca Bom Baghdad, Mendagri Irak Mundur

Menteri Dalam Negeri Irak, Mohammed Ghabban. (Foto: Ist)

BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM – Menteri Dalam Negeri Irak, Mohammed Ghabban, mengundurkan diri menyusul kegagalam sistem pengamanan dan terjadinya serangan bom bunuh diri di Baghdad yang menewaskan lebih dari 250 orang dan melukai 200 lainnya.

Perdana Menteri Irak, Haider Al-Abadi, hari Rabu (6/7) menerima pengunduran diri Mendagri tersebut, menurut laporan AFP.

Mohammed Ghabban mengkritik atas buruknya sistem keamanan dan mengatakan dia tidak mampu lagi menerima tanggung jawab atas konsekuensinya dan menyerukan perubahan pada kementerian itu.

Media Irak melaporkan bahwa Abadi telah menerima pengunduran diri, tapi tidak mengeluarkan pernyataan resmi tentang masalah tersebut.

Serangan teroris terjadi di distrik Karrada, Baghdad hari Minggu (3/7) menggunakan kendaraan yang berisi bahan peledak. Kawasan itu adalah pusat belanja yang dipadati pembeli menjelang liburan Idul Fitri. Ledakan dan kebakaran memicu kebakaran pada gedung-gedung di dekatnya.

Serangan itu diklaim dilakukan oleh kelompok jihad Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS), dan merupakan salah satu serangan teror yang paling mematikan yang pernah terjadi di Irak.

ISIS menyerbu daerah di utara dan barat Baghdad pada tahun 2014, namun sekarang pasukan Irak telah kembali menguasai kembali wilayah itu secara signifikan dari tangan jihadis.

Dalam menanggapi berbagai kekalahan di medan perang, kelompok jihadis ISIS membalas balik dengan serangan pada warga sipil. Para ahli memperingatkan kemungkinan ada lebih banyak serangan menyusul kelompok jihadis terus kehilangan wilayah.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Irak, Adila Hamoud, mengatakan kepada AFP bahwa teror bom di Baghdad menewaskan 250 orang dan melukai 200 orang lebih. Namun seorang kolonel polisi dan seorang pejabat kementerian dalam negeri menyebutkan korban meninggal bisa lebih dari itu.

Hamoud mengatakan diperlukan tes DNA untuk mengidentifikasi jenazah lebih dari setengah jumlah korban  dan prosesnya memerlukan 15 sampai 45 hari.

Ledakan itu memicu kemarahan yang meluas di kalangan warga Irak. Mereka menuduh pemerintah tidak berbuat cukup untuk melindungi mereka. Mereka dibayangi apa yang sering terjadi bahwa hari libur yang menyenangkan, berubahnya menjadi waktu berkabung dan kesedihan.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home