Pasukan Filipina Usir Pemberontak Bersenjata dari Pasar di Kota Datu Paglas
COTABATO, SATUHARAPAN.COM-Puluhan militan kelompok pemberontak Muslim menduduki pasar umum hari Jumat (7/5) malam di Filipina selatan sebelum melarikan diri setelah ketegangan dengan pasukan pemerintah, kata para pejabat, hari Sabtu (8/5).
Pejuang Kebebasan Islam Bangsamoro (Bangsamoro Islamic Freedom Fighters/BIFF) tidak menyandera atau melakukan perlawanan ketika pasukan militer dan polisi mengambil posisi pada hari Sabtu dini hari di dekat pasar umum di kota pertanian, Datu Paglas, kata juru bicara militer, Letkol John Paul Baldomar.
"Mereka pergi ke pasar dan mencuri makanan tetapi terjebak di dalam ketika mereka melihat pasukan kami telah mengambil posisi untuk memastikan bangunan lain tidak terancam," katanya kepada wartawan. Tidak ada laporan langsung tentang cedera atau kematian.
Kelompok pemberontak itu memisahkan diri dari Front Pembebasan Islam Moro, kelompok pemberontak Muslim terbesar di selatan, setelah mereka mengadakan pembicaraan damai dan kemudian menandatangani kesepakatan otonomi dengan pemerintah pada tahun 2014. Gerilyawan yang memisahkan diri terus melakukan serangan sporadis dan pemboman, dengan beberapa menjalin jaringan dengan kelompok Negara Islam atau ISIS.
Baldomar mengatakan pasukan pemerintah mengunci pusat kota, tempat pasar umum berada, dan menutup jalan raya di puncak pendudukan oleh pemberontak selama berjam-jam di pasar itu. Setelah orang-orang bersenjata itu melarikan diri setelah pembicaraan dengan pejabat lokal, tentara menemukan setidaknya empat bom rakitan yang ditempatkan oleh pemberontak di sepanjang jalan raya. Pasukan mengejar orang-orang bersenjata itu, katanya.
Wakil Walikota Datu Paglas, Mohammad Paglas, memberikan pernyataan yang berbeda dan mengatakan kepada wartawan bahwa sebagian besar pemberontak Muslim muda itu tiba dengan lima truk di pusat kota pada hari Jumat untuk beristirahat, di bulan suci Ramadhan. Dia menambahkan beberapa pria bersenjata memiliki kerabat di kota di Provinsi Maguindanao yang mayoritas Muslim.
“Sejumlah besar pria bersenjata datang dan memberi tahu kami bahwa mereka hanya ingin istirahat karena ini bulan Ramadhan. Kami mengizinkan mereka,” kata Paglas.
Ketika pasukan dan polisi, beberapa mengunakan kendaraan pengangkut personel lapis baja, tiba, para pemberontak terpaksa mundur ke pasar umum untuk berlindung, tetapi membiarkan orang-orang meninggalkan gedung, katanya.
Paglas mengatakan ada baku tembak sebelum pemberontak melarikan diri, seperti yang diminta oleh pejabat setempat. Namun Baldomar mengatakan beberapa pria bersenjata menembaki pengendara sipil, yang terjebak di sepanjang jalan raya. Para pengendara kemudian berhasil melarikan diri dengan bantuan militer, katanya.
Pasukan pemerintah telah bersiaga di selatan, wilayah minoritas Muslim di negara yang sebagian besar beragama Katolik Roma, setelah ratusan militan lokal dengan beberapa pendukung asing yang terkait dengan kelompok ISIS mengepung kota Marawi selatan pada tahun 2017.
Mereka mengambil alih gedung, termasuk bank, kampus sekolah dan rumah sakit, sebelum pasukan memadamkan pemberontakan setelah lima bulan dengan bantuan pesawat pengintai yang dikerahkan oleh Amerika Serikat dan Australia. Serangan berani pada saat itu memperkuat kekhawatiran bahwa ISIS mendapatkan pijakan di Asia Tenggara setelah mengalami kemunduran dalam pertempuran di Irak dan Suriah. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...