PBB: 175 Fasilitas Kesehatan Yaman Ditutup

SATUHARAPAN.COM – PBB memperingatkan bahwa lebih dari setengah fasilitas kesehatan ibu hamil dan anak di Yaman yang dilanda perang akan ditutup pada akhir bulan ini, akibat kekurangan dana. Hal ini akan membuat nyawa perempuan dan bayi dalam bahaya.

Dana Kependudukan PBB (UNFPA) mengatakan telah menutup 100 fasilitas pada akhir Agustus dan harus menutup lagi 75 fasilitas pada bulan September ini. Ini berarti sekitar 650.000 perempuan dan anak perempuan hidup tanpa akses ke layanan vital kesehatan.

Fasilitas kesehatan itu memainkan peran penting dalam merawat wanita hamil dan menyusui yang mengalami kekurangan gizi akut. Yaman sendiri tengah menuju ke ambang masalah kelaparan akibat perang. UNFPA memperkirakan bahwa 1 juta wanita hamil di Yaman mengalami kekurangan gizi.

"Kami sekarang berusaha menjangkau sebanyak mungkin wanita dengan paket minimum layanan kesehatan reproduksi, sehingga tidak ada wanita meninggal," kata Nestor Owomuhangi, wakil wakil UNFPA di Yaman.

"Penutupan fasilitas kesehatan reproduksi ini akan berarti bahwa dalam jangka waktu dekat, 100.000 wanita yang mungkin mengalami komplikasi yang mengancam jiwa mereka tidak akan dapat mengakses layanan yang mereka butuhkan."

UNFPA, yang mendukung 268 klinik di Yaman, mengatakan pihaknya telah mengumpulkan hanya 33 juta dolar AS dari  110 juta dolar AS yang dibutuhkan untuk tahun 2019. Kekurangan dana telah memaksa badan tersebut untuk berhenti membeli peralatan dan pasokan medis.

UNFPA melaporkan bahwa di Yaman, seorang wanita meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan pada setiap dua jam. Akibat perang, hanya setengahnya dari fasilitas kesehatan Yaman yang berfungsi.

Sebelum perang, Yaman adalah negara termiskin di Timur Tengah dan negara itu sekarang menghadapi krisis kemanusiaan yang paling buruk.

Editor : Sabar Subekti