Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 18:01 WIB | Rabu, 08 April 2015

PBB: Diusulkan Pemberontak Syiah Houthi di Yaman Masuk Daftar Hitam

Kondisi sanitasi dan kebersihan yang buruk dan kekurangan air, serta fasilitas yang tidak memadai telah menaikkan ancaman wabah kolera dan diare wabah di Yaman akibat perang yang berkecamuk di negara miskin di Jazirah Arab itu. (Foto: UN / OCHA / Eman al Awami)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Negara-negara Teluk Arab dan Yordania meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mermasukkan dalam daftar hitam putra mantan presiden Yaman dan seorang pemimpin milisi Houthi.

Permintaan itu juga menyangkut pemberlakuan embargo senjata secara efektif  kepada kelompok pemberontak Houthi yang menguasai sebagian besar negara di jazirah Arab yang miskin itu.

Para ahli dari Dewan Keamanan yang beranggota 15 negara bertemu pada hari Selasa (7/4) di markas besar PBB di New York, dan untuk pertama kali membahas rancangan resolusi terkait krisis di Yaman.

Resolusi itu akan memberlakukan pembekuan aset dan larangan perjalanan global bagi Ahmed Saleh, anak Ali Abullah Saleh, dan juga  mantan kepala pasukan elite Garda Republik Yaman, dan juga Abdulmalik Al-Houthi, pemimpin kelompok Syiah Houthi yang didukung dan sekutu Iran.

Mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, dan dua pemimpin Houthi senior lainnya, Abd Al-Khaliq Al-Houthi dan Abdullah Yahya Al Hakim, telah masuk dalam daftar hitam Dewan Keamanan pada bulan November. Tentara Yaman yang setia kepada mantan presiden berjuang bersama Houthi.

Arab Saudi melancarkan serangan udara terhadap Houthi di Yaman, tetangganya, hampir dua pekan terakhir bersama pasukan koalisi yang terdiri terutama dari empat sekutu negara Teluk Arab. Pemerintah Amerika Serikat mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya akan mempercepat pasokan senjata untuk koalisi.

Presiden Yaman yang didukung Arab Saudi, Abd-Rabbu Mansour Hadi, terpaksa melarikan diri dari kota Aden si selatan akhir bulan lalu.

Usulan Yordania

Resolusi PBB, menurut kantor berita Reuters seperti dikutip situs berita Mesir, Al Ahram, dirancang oleh Yordania dan enam anggota Dewan Kerja Sama Teluk. Resolusi ini akan memberlakukan embargo senjata dan pada lima orang , serta orang lain yang bertindak atas nama mereka atau untuk  mereka di Yaman," secara efektif ditujukan pada  milisi Houthi dan tentara yang setia kepada Saleh.

Resolusi itu juga sebagai panggilan kepada negara-negara anggota PBB, khususnya negara tetangga Yaman, untuk memeriksa... semua kargo ke Yaman" jika mereka beralasan menduga berisi senjata.

Yordania dan negara-negara Teluk Arab telah bernegosiasi dengan negara memegang hak veto di dewan (Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Inggris dan China) dalam sepekan sebelum keluarnya draft resolusi untuk 15 anggota dewan pada hari Senin (6/4).

Seorang diplomat, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan mengatakan kepada Reuters, bahwa Rusia menyarankan pekan lalu bahwa embargo senjata juga harus mencakup terhadap pemerintah Yaman.

Namun duta besar ArabSaudi untuk PBB, Abdallah Al-Mouallim, mengatakan langkah tersebut akan menjadi tidak adil.

Rusia pada hari Sabtu (4/4) mengajukan rancangan resolusi sendiri menuntut diberlakukannya "jeda kemanusiaan biasa dan wajib untuk serangan udara oleh koalisi" untuk memungkinkan evakuasi warga asing dari Yaman.

Sementara Yordania dan negara-negara Teluk Arab menyatakan rancangan resolusi itu "menyerukan semua pihak untuk memfasilitasi evakuasi oleh negara yang bersangkutan dan organisasi internasional bagi warga sipil dan personil mereka dari Yaman."


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home