Loading...
INDONESIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 15:52 WIB | Sabtu, 03 Agustus 2013

PBB Frustasi Melihat Kengerian yang Dialami Warga Suriah

Anak-anak dan perempuan di Suriah yang kehilangan tempat tinggal (UNICEF)
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - PBB frustrasi melihat kondisi mengerikan yang dialami warga sipil di Suriah, pimpinan bidang kemanusian PBB kemarin Jumat (2/8) menegaskan kembali seruannya untuk mengakhiri pertempuran, akses yang baik bagi pemberi bantuan, dan penghormatan terhadap HAM dan hukum humaniter internasional.
 
"Kegagalan berkelanjutan semua pihak yang berkonflik untuk melindungi warga sipil di Suriah berarti wanita, pria, dan anak-anak terus dibunuh, terluka dan terlantar di seluruh negeri," Wakil Sekretaris-Jenderal untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Valerie Amos mengatakan dalam sebuah pernyataan.
 
Dia mendesak komitmen semua pihak "untuk menghentikan tindakan yang mengakibatkan hilangnya nyawa warga sipil, untuk memungkinkan akses bagi organisasi yang memberi bantuan, dan untuk menghormati kewajiban mereka menurut hukum hak asasi manusia internasional dan hukum kemanusiaan," kata Amos, menambahkan bahwa ia dan rekan-rekan di organisasi masyarakat kemanusiaan dan hak asasi manusia telah secara terbuka dan sering menyerukan kekerasan untuk dihentikan.
 
Amos mencatat bahwa ratusan orang dilaporkan telah tewas, terluka atau disandera dalam serangan di Homs, Aleppo dan daerah lain Suriah dalam dua hari terakhir saja.
 
Mereka yang memberi bantuan - dengan mengesampingkan keselamatan mereka sendiri - mencoba terus menemui warga sipil yang terperangkap dalam pertempuran, kata Amos.
 
"Mereka membutuhkan dukungan kita untuk dapat dengan aman menjangkau semua orang yang membutuhkan, dimanapun mereka berada di Suriah," desaknya. "Tugas mereka adalah untuk bersikap netral dan tidak memihak dan tetap penting bahwa upaya pemberian bantuan kemanusiaan terpisah dari agenda politik."
 
Sementara itu, Pimpinan UNICEF mendesak "akses yang aman dan langsung" kepada keluarga yang terjebak dalam pertempuran di Al Waer lingkungan Homs di mana sekitar 400.000 orang diyakini hidup di bangunan sekedarnya, sekolah dan gedung fasilitas umum lainnya.
 
UNICEF juga membantu mitra kemanusiaannya untuk menyalurkan makanan dan perlengkapan kebersihan dasar dan air bersih, namun pos pemeriksaan mencegah barang bantuan masuk ke daerah itu.
 
"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk memfasilitasi akses yang aman dan langsung ke keluarga-keluarga itu, sehingga kami dapat memberikan bantuan lebih cepat, dan memungkinkan keluarga-keluarga yang terjebak di Al Waer yang ingin meninggalkan dapat keluar dengan selamat dan bermartabat," Direktur Eksekutif UNICEF Anthony Lake mengatakan dalam sebuah pernyataan.
 
"Tidak bisakah semua yang terlibat setuju bahwa perempuan tak berdosa dan anak-anak di Homs, dan di Suriah, harus terhindar dari kemungkinan penderitaan?"
 
Lake mengatakan, situasi perempuan dan anak-anak di Homs "memburuk dengan cepat" atas dasar laporan tentang bentrokan yang terjadi setiap hari dengan intens serta roket dan mortir meledak, tentunya menyebabkan banyak korban.
 
Air dan listrik masih tersedia tetapi sayuran, susu, dan makanan lain yang dibutuhkan, pasokannya semakin menurun. UNICEF memperingatkan bahwa persediaan bantuan darurat itu "akan habis dalam beberapa hari".
 
Sekitar 5.000 orang tewas dalam konflik setiap bulannya, rata-rata 6.000 warga pergi mengungsi setiap harinya dari negara itu, Demikian perhitungan PBB yang dipresentasikan pada Dewan Keamanan PBB.
 
Sejak pertempuran dimulai Maret 2011 antara Pemerintah Suriah dan kelompok oposisi yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar Al-Assad, sudah lebih dari 100.000 orang telah tewas, hampir 2 juta orang melarikan diri ke negara tetangga dan sekitar 4 juta jiwa telah terlantar. Selain itu, setidaknya 6,8 juta warga Suriah memerlukan bantuan kemanusiaan yang mendesak, setengah dari mereka adalah anak-anak. (un.org)

BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home