Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 21:00 WIB | Kamis, 24 November 2016

PBB Peringatkan Bahaya Ekspansi Permukiman Yahudi

Tentara Israel bentrok dengan seorang pria Israel saat demonstrasi yang digelar warga Israel dan Palestina untuk menentang pembangunan permukiman baru di desa Ein al-Beida, kota Nablus, Tepi Barat, 17 November 2016. (Foto: AFP)

MARKAS PBB, SATUHARAPAN.COM - Utusan khusus PBB memperingatkan situasi di Timur Tengah menjadi berbahaya karena Israel kembali membangun permukiman baru bagi warga Yahudi Israel di wilayah pendudukan sementara berbagai fraksi Palestina masih terpecah. 

Nickolay Mladenov mengungkapkan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa rencana Israel untuk membangun permukiman baru bagi warga Yahudi di Yerusalem Timur merupakan bagian perkembangan peristiwa yang kian mengkhawatirkan dan mendesak Israel untuk menghentikan pembangunan. 

“Situasi di lapangan kian berbahaya karena para pendukung ekspansi permukiman Yahudi Israel di wilayah pendudukan kian berani, perpecahan internal Palestina kian memanas, dan prospek berdirinya negara Palestina kian terancam,” tegas Mladenov hari Rabu (23/11). 

Mladenov menyatakan hal itu setelah Israel kembali membahas rencana pembangunan 500 rumah baru bagi warga Yahudi di Yerusalem Timur, yang dicita-citakan menjadi ibu kota negara Palestina merdeka. 

Sejumlah pihak menilai peringatan tersebut merupakan indikasi Israel berencana melanjutkan ekspansi permukiman Yahudi di wilayah pendudukan setelah dalam pemilu presiden Amerika Serikat beberapa waktu lalu yang dimenangkan oleh Donald Trump, yang diprediksi tidak akan terlalu sering mengkritik Israel dibandingkan pendahulunya Barack Obama. 

PBB tetap berkeyakinan permukiman Yahudi Israel di wilayah pendudukan ilegal dan sudah berulang kali mendesak Israel menghentikan pembangunan. Namun, utusan PBB melaporkan adanya peningkatan pembangunan dalam beberapa bulan terakhir. 

Mladenov mengungkapkan kepada Dewan Keamanan bahwa kelalaian berdampak terhadap kehidupan dan penderitaan warga, dan mengkritik Israel dengan dalih mereka yang menentang berdirinya negara Palestina tidak dapat memberikan solusi alternatif. 

“Alternatifnya adalah pendudukan yang tidak ada akhirnya, konflik abadi yang menimbulkan kemurkaan rakyat Palestina dan Israel, dan menyulut radikalisme di seluruh Timur Tengah yang dilanda konflik sektarian,” ujarnya. 

Negara-negara Arab kini membahas rancangan resolusi Dewan Keamanan yang menuntut penghentian pembangunan permukiman Yahudi Israel di wilayah pendudukan meski resolusi serupa digagalkan karena Amerika Serikat menggunakan hak veto pada 2011.

Para diplomat Dewan Keamanan mengatakan resolusi dapat disahkan bulan depan jika Washington memutuskan tidak menggunakan hak veto. 

Mladenov kembali meminta Palestina untuk bersatu di bawah pemerintahan tunggal yang akan mengakhiri perpecahan antara Hamas, yang menguasai Gaza, dan Fatah di Tepi Barat. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home