PBB: Puluhan Ribu Orang Melarikan Diri dari Serangan Israel di Lebanon
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) mengatakan pada hari Selasa (24/9) bahwa puluhan ribu orang telah meninggalkan rumah mereka di Lebanon sejak hari Senin (23/9), di tengah serangan Israel.
“Kami sangat prihatin dengan eskalasi serius dalam serangan yang kami lihat kemarin,” kata juru bicara badan pengungsi PBB, Matthew Saltmarsh, kepada wartawan di Jenewa, Swiss.
“Puluhan ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka kemarin dan semalam, dan jumlahnya terus bertambah,” katanya.
Serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 492 orang pada hari Senin (23/9), termasuk 35 anak-anak, menurut kementerian kesehatan Lebanon, yang menandai pemboman paling mematikan dalam hampir dua dekade.
Musuh lama Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam baku tembak lintas batas hampir setiap hari sejak kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.
Pengeboman ke Lebanon pada hari Senin (23/9) sejauh ini merupakan yang terbesar, tidak hanya dalam setahun terakhir, tetapi juga sejak perang antara Israel dan kelompok militan yang didukung Iran pada musim panas tahun 2006.
"Ini adalah wilayah yang telah hancur oleh perang dan negara yang sangat mengenal penderitaan," kata Saltmarsh. "Korban di kalangan warga sipil tidak dapat diterima."
Ravina Shamdasani, juru bicara kantor hak asasi PBB, juga mengatakan bahwa badan tersebut "sangat khawatir" oleh meningkatnya permusuhan antara Israel dan Hizbullah.
Shamdasani meminta "semua pihak untuk segera menghentikan kekerasan dan memastikan perlindungan warga sipil."
Badan anak-anak PBB (UNICEF) sementara itu mengecam dampaknya terhadap kaum muda di Lebanon. “Kami memperingatkan hari ini bahwa eskalasi lebih lanjut dalam konflik ini akan benar-benar menjadi bencana bagi semua anak di Lebanon,” kata Ettie Higgins, Wakil Perwakilan UNICEF di Lebanon, yang berbicara melalui tautan video dari Beirut.
“Kemarin adalah hari terburuk di Lebanon dalam 18 tahun. Kekerasan ini harus segera dihentikan, atau konsekuensinya akan sangat tidak adil.” (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...