Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 20:26 WIB | Jumat, 10 April 2015

PBNU Gelar Diskusi Radikalisme

PBNU Gelar Diskusi Radikalisme
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj saat memberikan pemandangan terhadap ajaran Wahabi yang dinilai keras dan apabila dibiarkan dikhawatirkan dapat memberikan dampak akan pehaman radikal saat membuka diskusi bertajuk Media Islam, Demokrasi dan Gerakan Radikal yang digelar di kantor PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (10/4) (Foto-foto: Dedy Istanto).
PBNU Gelar Diskusi Radikalisme
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komisaris Jenderal Saud Usman Nasution (kiri) saat memberikan pemahaman akan gerakan teroris di Indonesia dalam kajiannya yang diberi judul Kebijakan Penanggulangan Terorisme.
PBNU Gelar Diskusi Radikalisme
Para tamu undangan dari berbagai lembaga serta organisasi Islam saat hadir dalam diskusi bertajuk Media Islam, Demokrasi dan Gerakan Radikal yang digelar di kantor PBNU Jakarta Pusat.
PBNU Gelar Diskusi Radikalisme
Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj saat memberikan pandangannya sebelum membuka acara diskusi tentang pemahaman radikal yang secara tegas Nahdlatul Ulama (NU) menolak ajaran dengan cara kekerasan dan radikal.
PBNU Gelar Diskusi Radikalisme
Kepala BNPT Komjen Saud Usman Nasution (kiri) bersama Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj saat keduanya hadir dalam diskusi tentang paham radikal yang digelar di kantor PBNU Jakarta Pusat.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – "Ajaran Wahabi yang dikenal keras dalam mendidik pengikutnya satu langkah lagi dapat berdampak pada pemahaman radikal. Kekerasan yang kerap terjadi dalam ajaran Wahabi dari Arab Saudi dikhawatirkan memberikan pemahaman serta efek tentang pemahaman radikal, namun saya tidak menuduh bahwa ajaran Wahabi penganut paham radikal apalagi terorisme," ungkap Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj saat membuka diskusi bertajuk Media Islam, Demokrasi dan Gerakan Radikal: Respon NU Terhadap Situs Radikal yang digelar di kantor PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (10/4).

Said Siradj menambahkan selama ini PBNU telah mencoba mencatat beberapa perguruan serta pesantren yang disinyalir memberikan ajaran dengan cara-cara kekerasan. Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU) menolak keras apapun bentuk dengan cara-cara kekerasan, karena di dalam agama apapun tidak ada satupun yang mengajarkan manusia dengan cara kekerasan. Ditambah lagi dengan pemberitaan adanya kelompok Islamic State of Iraq and Syam (ISIS) yang ramai diperbincangkan. Sejumlah negara di dunia mengkhawatirkan terhadap gerakan radikal yang dilakukan oleh ISIS dengan mengatasnamakan agama tertentu, karena jumlahnya semakin terus bertambah.

Hadir dalam diskusi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Saud Usman Nasution menjadi narasumber dengan memberi penjelasan beberapa situs media Islam yang diduga beraroma paham radikal.

Saud juga menyampaikan kajian tentang Kebijakan Penanggulangan Terorisme menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 3 Tahun 2004 tentang Terorisme yang mengatakan  bahwa terorisme adalah tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban yang menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan negara, ancaman keamanan, serta perdamaian dunia yang menurut aturannya apabila melakukan tindakan tersebut hukumnya haram baik dilakukan sendiri maupun kelompok.

Selain itu hadir juga Pemimpin Redaksi Media NU Savic Ali serta perwakilan dari Kemkominfo Henri Subianto dan perwakilan dari berbagai lembaga serta organisasi Islam. 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home