Loading...
INDONESIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 21:06 WIB | Rabu, 23 Juli 2014

PBNU Ucapkan Selamat Kepada Jokowi-JK

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj. (Foto: nu.or.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM ‒ Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengucapkan selamat kepada Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai calon presiden-wakil presiden terpilih.

"Semoga mampu menjalankan amanah dengan baik," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat memberikan keterangan pers di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (23/7).

Hadir dalam kesempatan itu Khatib Aam PBNU KH Malik Madani, Wakil Ketua Umum As`ad Said Ali, Bendahara Umum Bina Suhendra, dan beberapa pengurus PBNU lainnya.

PBNU mengimbau semua pihak menghormati keputusan KPU sesuai dengan undang-undang, dan untuk terus menjaga ketenangan dan ketenteraman masyarakat, semua pihak perlu menahan diri.

"Semua mesti menyadari bahwa dalam persaingan seperti pilpres, menang kalah adalah hal biasa. Pihak yang menang tidak perlu sombong, sementara pihak yang kalah tetap perlu menjaga keyakinan untuk terlibat dalam membangun kejayaan Indonesia," kata Said Aqil.

PBNU menegaskan bahwa pasangan presiden dan wakil presiden terpilih adalah pemimpin nasional bagi seluruh warga negara, baik mereka yang memilih maupun mereka yang tidak memilih.

Said Aqil mengatakan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla adalah tokoh bangsa. Pada keempat figur itulah amanah rakyat disalurkan melalui pemilihan umum.

"Pada keempat figur itu pula kita menantikan keteladanan yang patut dicatat dalam sejarah peradaban Bangsa Indonesia, yakni sejarah yang bisa dikenang dan dibaca dengan rasa bangga oleh generasi Indonesia mendatang," katanya.

Lebih lanjut Said Aqil mengatakan bahwa pilpres adalah salah satu sarana untuk merawat, menjaga, dan mengembangkan keindonesiaan. Pilpres, apapun hasil akhirnya, sama sekali bukanlah alat untuk memecah-belah kesatuan dan persatuan.

Ia menambahkan, persaingan politik yang demokratis tidak seharusnya mengakibatkan pertikaian, akan tetapi harus berujung pada kemaslahatan. Karenanya, seruncing apapun perbedaan dan perjuangan politik yang ditempuh tidak bisa dan tidak boleh mengalahkan persaudaraan antarsesama.

"Indonesia adalah negara besar dengan sejarah yang juga besar. Karena itu, kita tidak menghendaki Indonesia terseret dalam arus konflik dan disintegrasi yang menyapu sejumlah negeri di Timur Tengah dan Asia," tambah Said Aqil.

Karena itu, PBNU mengajak kepada para elit politik, pengamat, media massa, untuk terus menjaga ketenangan dan ketenteraman masyarakat sesuai dengan kiprah dan bidang masing-masing.

PBNU memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah, TNI, dan Polri yang dinilai telah bekerja keras menyukseskan pelaksanaan Pilpres 2014, sehingga mampu memastikan transisi kepemimpinan nasional dalam situasi damai.

"Pemerintah dan segenap aparaturnya mesti mengusahakan penyelesaian politik dan hukum yang komprehensif dan patuh sepenuhnya pada konstitusi," kata Said Aqil.

PBNU juga mengapresiasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang telah melaksanakan tugas dan kewenangannya sesuai amanah undang-undang.

"Terkhusus pada warga NU agar menjaga ketenangan. Kita sebagai Nahdliyyin wajib secara sadar menjaga keutuhan NKRI dengan semangat `ukhuwwah wathaniyah`. Nahdliyyin harus melanjutkan tugas sejarah sebagai pengawal keutuhan bangsa dan negara. Dan kami berharap warga NU dapat menggunakan momentum Hari Raya Idul Fitri untuk dapat saling memberikan maaf," kata Said Aqil. (Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home