Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 13:01 WIB | Jumat, 01 Juli 2016

Pedagang Daging: Jokowi Belajar di Pasar Kalau Mau Rp 80.000

Ibu-ibu rumah tangga membeli daging sapi segar di Pasar Seroja, Kelurahan Harapan Jaya, Bekasi Utara, Jawa Barat. Harga daging sapi segar dijual masih cukup tinggi Rp 130.000 per kilogram. (Foto: Melki Pangaribuan)

BEKASI, SATUHARAPAN.COM - Pedagang daging sapi meminta Presiden Joko Widodo untuk sekolah dulu di pasar jikalau mau minta menjual harga daging sapi Rp 80.000 per kilogram. Pasalnya, harga daging segar dijual di tingkat konsumen masih cukup tinggi Rp 130.000 per kilogram.

“Bilangin ke Bapak Jokowi, kalau mau bilang ‘Rp 80.000’ suruh belajar dulu ke pasar gitu. Suruh sekolah dulu di sini (pasar),” kata Pedagang daging sapi, Diding (58 tahun) kepada satuharapan.com, di Bekasi, Jawa Barat, hari Jumat (1/7).

“Belajar dulu di sinilah sama kita, ngetenglah. Suruh ngetenglah di sini,” dia meminta.

Untuk memulai pembelajarannya, pedagang daging sapi ini meminta Joko Widodo untuk menjual daging 10 kilogram. Menurutnya, keuntungan penjualannya bisakah mencapai Rp 1 juta per harinya.

“10 kilo habis dagingnya. Ada enggak 10 kilo, habis enggak (jualannya), ada enggak? Misalnya 10 kilo, habis nih. Misalnya Rp 100.000, Kan harus Rp 1 juta ya. Jadi enggak duit Rp 1 juta (dari jualannya),” dia memperkirakan.

Harga daging sapi menjelang lebaran H-5 di tingkat konsumen, khususnya di Pasar Seroja, Kelurahan Harapan Jaya, Bekasi Utara, Jawa Barat, dijual masih cukup tinggi Rp 130.000 per kilogram. 

“Hari ini (1/7) kita jual daging Rp 130.000 per kilogram, paha depan belakang sama harganya kalau begini enggak beda,” kata Diding.

Pedagang yang telah menjual daging sejak tahun 1972 ini mengaku, menjelang lebaran biasanya para pembeli biasa membeli daging paha segar.

“Biasanya daging paha kalau hari-hari begini, namanya buat lebaran ya daging paha yang biasa dibeli,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah meminta harga daging sapi dijual hingga Rp 80.000-Rp 85.000 per kilogram. Menurut Diding, harga Rp 80.000 per kilogram sulit dijual di pasaran karena harga daging yang diperoleh dari rumah potong hewan (RPH) sudah mencapai Rp 92.000 per kilogram.

“Bapak Jokowi suruh jual daging Rp 80.000 enggak bisa. Enggak bisa atuh ah. Kita saja sudah ambil dari potongan (RPH) sudah Rp 92.000 per kilogram. Rp 92.000 per kilogram sudah potongan dari RPH. Belum biaya ini biaya itu, mobil dan sebagainya,” katanya.

“Kalau jual gelondongan kali iya, gelondongan saja enggak bisa itu Rp 92.000-an per kilogram. Enggak mungkin kalau harga daging Rp 80.000 per kilogram. Sapi dia (pemerintah) saja di jagal enggak laku karena kurus-kurus,” dia menambahkan.

Versi Pemerintah Sudah Turun

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengatakan harga daging beku maupun daging sapi segar sudah turun di bawah Rp 80.000 per kilogram meskipun belum terjadi di seluruh daerah.

"Yang terpenting sekarang program Pak Presiden harga di bawah Rp 80.000 per kilogram jadi kenyataan, meski belum seluruhnya," kata Amran usai acara penyerahan zakat di Istana Negara Jakarta, hari Kamis (30/6).

Mentan menyebutkan meskipun di sejumlah daerah ada yang harganya mencapai Rp 120.000 per kilogram namun sudah ada yang harganya Rp 76.000, Rp 75.000, Rp 85.000, Rp 100.000 per kilogram.

Amran mengaku bahwa dirinya baru saja melakukan peninjauan di sejumlah pasar untuk mengecek harga daging itu. "Aku habis dari pasar tadi subuh," katanya.

Menurut dia, penurunan harga tersebut sudah tembus atau masuk ke lapak-lapak di pasar.

Mengenai kebutuhan pokok lain, Mentan mengatakan dalam posisi cukup dan aman. "Stok beras aman, hampir dua kali lipat, harga bawang sudah turun, yang lain aman," kata Amran

Pada hari Kamis (30/6), Mentan Amran Sulaiman blusukan memantau harga daging sapi di tiga pasar antara lain Pasar Cipulir. Pukul 05.30 WIB Amran tiba di Pasar Cipulir, Jakarta Selatan.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home