Loading...
INSPIRASI
Penulis: Herlina Ratu Kenya 01:00 WIB | Jumat, 31 Oktober 2014

Pelajaran dari Kambing dan Babi

Kambing dan babi yang hidup berdasarkan naluri, ternyata bisa saling menghidupi.
Foto: Istimewa

SATUHARAPAN.COM – Ini merupakan kisah nyata di tempat tinggal saya di Manubara-Waingapu. Seekor kambing beranak satu menyusui bayi babi sejak usia satu minggu bersama anaknya karena ditinggal mati induknya. Setiap hari bayi babi ini menyusu, bermain dan tidur bersama induk kambing dan anaknya. Induk kambing tadi bukan saja menyusui bayi babi, tetapi juga melindunginya dari serangan kambing atau anjing di sekitarnya. Agaknya, dia merasa bertanggung jawab menghidupi anak asuhnya.

Kisah ini sangat membekas dalam benak saya berkait dengan kemajemukan agama. Dua jenis binatang ini telah dipakai sebagai stereotipe untuk menunjuk pemeluk agama Islam dan Kristen. Yang satu hanya boleh makan kambing, yang lainnya boleh makan keduanya. Tetapi, yang sering terjadi, dalam hidup bersama di nusantara  kedua golongan pemeluk agama ini banyak kali saling silang jalan dan tidak akur. Ibarat kambing dan babi tidak bisa dimasak dalam kuali yang sama.

Namun, dari kisah tadi tampak jelas, kambing dan babi bisa hidup bersama dan tidak saling silang terus. Bahkan kambing rela membagi susunya untuk anak babi dan anak kambing pun tidak keberatan berbagi dengan saudaranya walaupun sangat berbeda dengan dirinya.

Kambing dan babi yang hidup berdasarkan naluri, ternyata bisa saling menghidupi. Kalau dua binatang tadi bisa demikian solid dan mau berbagi hidup, mengapa manusia yang berakal budi justru sering tidak bisa hidup bersama?

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home