Loading...
DUNIA
Penulis: Tya Bilanhar 13:04 WIB | Selasa, 04 April 2017

Pelapor Khusus PBB Kecam Rasisme Terhadap Aborigin Australia

Pelapor khusus PBB Victoria Tauli-Corpuz (Foto: Ist)

SYDNEY, SATUHARAPAN.COM-Rasisme terhadap penduduk Aborigin di Australia tersebar luas dan “sangat meresahkan,” kata seorang utusan PBB pada Senin (03/04), mendesak perintah untuk bekerja sama lebih erat dengan masyarakat adat.

Pelapor khusus PBB Victoria Tauli-Corpuz tengah menggelar kunjungan 15 hari atas undangan Canberra untuk meninjau kemajuan yang dibuat sejak kunjungan terakhir pada 2009.

Dia mengatakan dia menemukan rasisme terhadap penduduk pribumi terbesar luas.

“Saat saya melakukan perjalanan ke seluruh negeri, saya menemukan prevalensi rasisme terhadap penduduk Aborigin dan Kepulauan Selat Torres sangat meresahkan,” katanya.

“Ini bermanifestasi dalam berbagai cara, mulai dari penggambaran stereotip umum mereka sebagai penjahat brutal, pencatut kesejahteraan dan orang tua yang miskin hingga diskriminasi dalam administrasi pengadilan.”

Selama lawatannya, Tauli-Corpuz meninjau langkah-langkah yang bertujuan mengurangi kesulitan masyarakat adat, kondisi penjara, masalah hak kepemilikan tanah dan kekerasan terhadap perempuan.

Penduduk Aborigin, yang jumlahnya sekitar tiga persen dari 24 juta populasi Australia -- termasuk warga Australia yang paling tertinggal.

Pada Februari, laporan tahunan pemerintah yang berjudul “Closing the Gap” menemukan bahwa upaya Australia untuk meningkatkan kehidupan penduduk Aborigin gagal, dengan berbagai target -- termasuk menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan harapan hidup -- tidak terpenuhi.

Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengakui pada saat itu kemajuan yang dibuat belum memadai dan menjanjikan investasi lebih banyak untuk meningkatkan penelitian dan mengevaluasi kebijakan untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Pelapor PBB tentang hak-hak masyarakat adat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa konsultasi pemerintah dengan badan pribumi, yang berusaha mendukung komunitas mereka sendiri dalam kesehatan masyarakat, perumahan, pendidikan dan perlindungan anak, masih kurang. (Ant/AFP)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home