Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 14:19 WIB | Jumat, 29 Mei 2015

Pelayanan dan Peningkatan Kesehatan Usia Lanjut

Ilustrasi: Peringatan ke-14 Hari Lanjut Usia Nasional di Metro, Lampung. (Foto: Antara/M Tohamaksun)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) diperingati setiap tanggal 29 Mei. Penduduk lanjut usia adalah penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih.

Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada 2010, jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6 persen dari total penduduk).

Pada 2014, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa, dan diperkirakan pada 2025, jumlahnya akan mancapai 36 juta jiwa.

Para menteri kesehatan, yang termasuk Regional Office for South-East Asia (SEARO) dalam Health Ministers Meeting ke-30, sepakat untuk mengangkat isu Ageing sebagai prioritas masalah kesehatan, yang disebut Yogyakarta Declaration on Ageing and Health 2012.

Sebelas negara yang termasuk SEARO adalah Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, India, Indonesia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste.

Terdapat 14 komitmen yang harus ditindaklanjuti setiap negara SEARO dalam upaya peningkatan kesehatan lanjut usia di setiap negara. Salah satu dari komitmen tersebut yaitu menjadikan kesehatan lanjut usia sebagai prioritas nasional.

Masalah kesehatan pada lanjut usia berawal dari kemunduran sel-sel tubuh, sehingga fungsi dan daya tahan tubuh menurun serta faktor risiko terhadap penyakit pun meningkat. Beberapa penyakit yang sering dialami lanjut usia adalah malnutrisi, gangguan keseimbangan, kebingungan mendadak, dan lain-lain.  Selain itu, beberapa penyakit yang sering terjadi pada lanjut usia antara lain hipertensi, gangguan pendengaran dan penglihatan, demensia, osteoporosis, dan sebagainya.

Berdasarkan UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia, harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat, dan produktif secara sosial maupun ekonomis. Selain itu, pemerintah wajib menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif.

Upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia, khususnya dalam bidang kesehatan tentu melibatkan peran serta dari pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Prof Dr dr Akmal Taher SpU(K) menyampaikan pada acara temu media di Jakarta, Rabu (27/5),  upaya promotif dan preventif merupakan faktor penting yang harus dilakukan untuk mengurangi angka kesakitan pada lanjut usia.

Selain itu, harus ada koordinasi yang efektif antara lintas program terkait di lingkungan Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi, dalam upaya peningkatan kesehatan lanjut usia.

Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam pelayanan kesehatan lanjut usia, bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia yang berkualitas, melalui penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ramah bagi lanjut usia, untuk mencapai lanjut usia yang berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat.

Upaya yang dikembangkan untuk mendukung kebijakan tersebut antara lain meningkatkan upaya kesehatan bagi lanjut usia di pelayanan kesehatan dasar dengan pendekatan Pelayanan Santun lanjut usia, meningkatkan upaya rujukan kesehatan bagi lanjut usia melalui pengembangan Poliklinik Geriatri Terpadu di Rumah Sakit, dan menyediakan sarana dan prasarana yang ramah bagi lanjut usia.

Dalam acara temu media itu hadir pula dr Arya Govinda Roosheroe, SpPD-KGer mewakili Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi). Pergemi berperan membantu pemerintah dalam pelayanan kesehatan usia lanjut. Beberapa kegiatan yang dilakukan Pergemi antara lain membantu pemerintah dalam membuat kebijakan dalam pelayanan kesehatan lanjut dan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan pada masyarakat dan kelompok warga usia lanjut. (depkes.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home