Loading...
BUDAYA
Penulis: Ignatius Dwiana 13:27 WIB | Rabu, 06 November 2013

Peluncuran Antologi Cerpen Indonesia - Malaysia

Peluncuran Antologi Cerpen Indonesia - Malaysia
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Tuan Yang Terutama Dato Seri Zahrain Mohamed Hashim meresmikan peluncuran buku Antologi Cerpen Indonesia – Malaysia. (Foto-foto: Ignatius Dwiana)
Peluncuran Antologi Cerpen Indonesia - Malaysia
Dewan Pembina Yayasan Pustaka Obor Indonesia Taufik Abdullah memberi sambutan.
Peluncuran Antologi Cerpen Indonesia - Malaysia
Buku Antologi Cerpen Indonesia – Malaysia.
Peluncuran Antologi Cerpen Indonesia - Malaysia
Stand buku Malaysia di Istora Senayan.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Perbedaan budaya politik membuat hubungan Indonesia dan Malaysia terpisah. Kadang-kadang politik itu mendikte. Itu menjadi hal konyol dan tidak semestinya. Demikian dikatakan Dewan Pembina Yayasan Pustaka Obor Indonesia Taufik Abdullah dalam sambutan peluncuran Antologi Cerpen Indonesia – Malaysia di Indonesia Book Fair di Istora Senayan pada Senin (4/11).

Menurut Taufik Abdullah, Indonesia dan Malaysia berangkat dari rumpun Melayu yang sama. “Kita termasuk dalam satu dunia kebudayaan sastra yang sama. Tetapi kemudian terjadi pemisahan, bahkan pembalikan besar. Mudah-mudahan dengan penerbitan ini, kita menciptakan satu dunia culture baru berdasarkan bahasa Melayu yang lebih besar.” Lanjutnya, “Jadi sekarang kita kembali menciptakan satu dunia culture yang baru. Jauh lebih dinamis daripada sibuk mendendangkan masa lalu.”

Sementara kata Indonesia menurutnya adalah kata yang sebenarnya bermakna politis dan menjadi bagian dari kebudayaan. Begitu pula istilah Malaysia yang diciptakan pada 1970-an.

Taufik Abdullah mengaku bangga sekali karena Yayasan Pustaka Obor dapat bermitra dengan Institut Terjemahan dan Buku Malaysia (ITBM) menerbitkan buku Antologi Cerpen Indonesia – Malaysia.

Pengarah Urusan ITBM Mohamed Khair Ngadiron mengatakan bahwa Indonesia dan Malaysia sedang berupaya menemukan hubungan dua bangsa. Kesamaan rumpun bahasa Indonesia dan Malaysia kemudian menjadikan sastra yang menjadi hal inti paling utama dalam pembangunan manusiadi kedua negara.

Antologi Cerpen Indonesia – Malaysia ini memuat 10 karya penulis Indonesia dan Malaysia. Temanya seputar sejarah, perjuangan, harga diri bangsa, dan kecintaan kepada tanah air.

Acara ini dibuka dengan monolog  15 menit yang dibawakan Wal Alik Salih yang menceritakan tentang perumpamaan seorang tukang penjual obat. Turut hadir dalam acara ini dan meresmikan, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Tuan Yang Terutama Dato’ Seri Zahrain Mohamed Hashim.                

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home