Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 15:34 WIB | Kamis, 29 September 2016

Pemberontak Pro Rusia Yang Tembak Pesawat MH17

Anggota misi monitoring khusus Organisasi untuk kerja Sama dan kemanan di Eropa (Organization for Security and Cooperation in Europe (OSCE), mengunjungi lokasi jatuhnya peswat malaysia Airline yang jatuh pada Juli 2014. (Foto: un.org/OSCE/Evgeniy Maloletka)

DEN HAAG, SATUHARAPAN.COM – Pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH17 yang ditembak jatuh oleh rudal yang ditembakkan dari sebuah peluncur dibawa ke Ukraina dari Rusia. Peluncur itu terletak di desa yang dikuasai pemberontak pro Rusia, menurut jaksa internasional, hari Rabu (28/9).

Temuan itu melawan pernyataan Rusia yang menyebutkan pesawat penumpang dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur pada bulan Juli 2014, dijatuhkan oleh militer Ukraina, bukan kelompok separatis. Semua dari 298 penumpang dan awak di dalam pesawat tewas. Sebagaian besar dari mereka warga negara Belanda.

Kesimpulan jaksa itu didasarkan pada ribuan data penyadapan, foto, keterangan saksi dan tes forensik selama lebih dari dua tahun sejak pesawat itu jatuh. Insiden itu menyebabkan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Barat.

Di antara temuan kunci itu adalah pesawat ditembak dengan peluru kendali  Buk-9M38 buatan Rusia. Rudal itu ditembakkan dari desa yang dikuasai pemberontak Pervomaysk di Ukraina timur. Peluncur rudal diangkut ke Ukraina dari Rusia.

BACA JUGA:

Trailer Buk ini berasal dari wilayah Federasi Rusia, dan setelah peluncuran itu kembali lagi ke wilayah Federasi Rusia," kata Wilbert Paulissen, kepala penyelidik bersama polisi nasional Belanda, seperti dilaporkan Reuters.

Pemerintah Ukraina mengatakan temuan itu menunjuk "keterlibatan langsung" Rusia. Rusia  selama ini selalu membantah bahwa pemberontak pro-Rusia yang bertanggung jawab. Moskow selalu menuduh bahwa esimpulan jaksa tidak didukung oleh bukti-bukti teknis dan penyelidikan itu bias.

Sebelumnya, pada hari Rabu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan data radar yang telah "mengidentifikasi semua benda terbang yang diluncurkan atau berada di udara di atas wilayah yang dikuasai oleh pemberontak pada saat itu".

"Data ini yang jelas ... tidak ada roket. Jika ada roket, itu hanya bisa ditembakkan dari tempat lain," katanya.

Namun para peneliti, dari Belanda, Australia, Belgia, Malaysia dan Ukraina, mengatakan mereka tidak punya akses pada gambar dari radar Moskow, dan mereka berharap Rusia berbagi hasil penyelidikan.

Pejabat Ukraina dan Barat, mengutip penyadapan intelijen, menyalahkan pemberontak pro-Rusia atas kejadian itu. Hal itu berperan besar dalam keputusan Uni Eropa dan Amerika Serikat dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas konflik Ukraina, termasuk hubungan ekonomi Belanda-Rusia.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home