Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 22:57 WIB | Senin, 18 Juni 2018

Pembuktian Awal Sbornaya

Jelang Pertandingan Mesir vs Rusia
Kesebelasan Mesir saat menghadapi Kongo pada kualifikasi PD 2018 zona Afrika. (Foto: dailystar.co.uk)

SATUHARAPAN.COM - Pertandingan kedua fase grup menjadi pertandingan krusial semua tim. Tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun untuk menjaga peluang lolos pada babak berikutnya. Jika pada pertandingan pertama bisa jadi menjadi adaptasi awal terhadap atmosfir turnamen, pada pertandingan setiap kesebelasan sudah harus menemukan langkah terbaik apa yang akan dilakukan untuk menghadapi tim dalam satu grupnya. Setidaknya dari hasil pertandingan pertama, setiap tim sudah bisa membaca kekuatan-kelemahan masing-masing.

Pertemuan Mesir melawan Rusia akan menjadi ujian sesungguhnya pelatih kedua kesebelasan. Meskipun pernah memperkuat timnas Rusia, Stanislav Cherchesov sejauh ini masih belum menemukan racikan terbaik untuk timnas Rusia. Dibawah kepemimpinan Cherchesov yang menggantikan Leonid Slutsky usai Piala Eropa 2016, Rusia hanya mampu meraih kemenangan kurang dari 30%, terburuk diantara pelatih yang pernah menangani Rusia. Hasil ini tentunya cukup membingungkan mengingat Cherchesov adalah mantan penjaga gawang yang secara filosofi permainan tentu lebih memahami bagaimana membangun pertahanan yang tangguh terlebih Rusia dikenal kerap menghasilkan penjaga gawang hebat hingga saat ini. Dan Cherchesov pernah terpilih sebagai penjaga gawang terbaik USSR maupun Rusia.

Prestasi ini berkebalikan dengan Hector Cuper yang menangani kesebelasan Mesir sejak 2015 menggantikan Shawky Gharieb. Di tangan Cuper, Mesir berhasil menembus partai final Piala Afrika 2017, namun langkahnya untuk meraih trofi dihentikan Kamerun di final. Mengalami langsung atmosfir PD, ini mungkin yang baru pertama dirasakan Cuper baik sebagai pemain aktif maupun pelatih. Meski begitu, Cuper memiliki pengalaman melatih klub-klub besar pada liga mayor Eropa: Real Mallorca, Valencia, Inter Milan. Dibawah kepelatihan Cuper, Mesir mencatat 19 kemenangan, 7 pertandingan imbang, serta 9 kekalahan saat mempersiapkan diri untuk PD 2018. 

Cuper mengejar asa

Setelah menunggu dua puluh delapan tahun puasa mengikuti babak final Piala Dunia, kesebelasan Mesir bersama pelatih Cuper membawa harapan baru terlebih dengan prestasi sebagai runner-up Piala Afrika 2017. Enam pertandingan yang dijalani selama Piala Afrika 2017, empat pertandingan dimenangi dengan mengalahkan tim kuat Ghana dan Maroko. Di partai final Mesir seolah mengalami anti klimak saat bertemu Kamerun yang mengalahkan mereka dengan skor 2-1. Pada turnamen tersebut Mohammed Salah, el-Nenny, dan Said mematangkan permainannya dan mulai menunjukkan kekuatan Mesir. 

Prestasi Mesir sendiri di kancah Piala Afrika sebenarnya sangat diperhitungkan. Dengan menjuarai sebanyak 7 kali, Mesir menjadi negara yang paling sering mengangkat trofi Piala Afrika. Yang agak mengherankan, saat menjuarai Piala Afrika justru kesebelasan Mesir tidak pernah lolos ke babak final PD.

Cuper adalah pelatih asal Argentina pertama yang menangani kesebelasan Mesir. Selama ini Mesir lebih banyak dilatih oleh pelatih lokal Mesir dan pelatih asal Eropa. Sentuhan Cuper telah mengubah permainan Mesir menjadi indah dengan permainan gelandang sayap di kedua sisi memanfaatkan kelincahan pemain muda Tezequet dan Salah. Di jantung serangan Said bersama el-Nenny telah mulai menampilkan permainan yang matang. Dengan skuad yang dimiliki, tidak berlebihan jika Cuper berharap Mesir tidak sebatas menjadi penggembira di PD 2018.

Sbornaya di simpang jalan

Sebagai tuan rumah, meskipun difavoritkan kesebelasan Rusia sejauh ini masih belum menampilkan penampilan terbaiknya. Dalam penyelenggaraan terakhir kali PD dan Piala Eropa Rusia hanya mampu menjadi kuda hitam yang merepotkan tim-tim lain tanpa menorehkan prestasi berarti.

Ketiadaan gelandang pengatur serangan setelah pensiunnya Andrey Arshavin cukup berpengaruh pada permainan Rusia. Begitupun setelah Oleg Salenko gantung sepatu, hingga saat ini Rusia belum mampu melahirkan penyerang berbahaya. Alan Dzagoev dan Yuri Zhirkov sejauh ini masih belum mampu menutup kekosongan yang ditinggalkan Arshavin. Meski begitu kehadiran gelandang muda Golovin dan Zobnin memberikan sedikit harapan bagi Rusia.

Pelatih Cherchesov menargetkan Rusia bisa lolos hingga babak 4-besar. Namun dengan performa yang dimilikinya sepertinya Cherchesov harus bekerja keras untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Bermodalkan dukungan penonton saja tidaklah cukup. PD 2014 harusnya menjadi pembelajaran bagi Rusia, bagaimana Brasil yang memiliki segudang pemain bertalenta tinggi dan dukungan penuh penonton dihempaskan Jerman dengan skor fantastis 7-1.

Kalaupun ingin lolos ke babak yang lebih tinggi, Cherchesov harus segera berbenah di sektor pertahanan. PD kali ini dihadiri kesebelasan-kesebelasan dengan determinasi serangan yang tinggi. Italia telah merasakan bagaimana berbekal pertahanan yang kuat saja tidaklah cukup mengantarkan mereka ke babak final PD 2018.

Pertandingan kedua fese grup A harusnya Cherchesov sudah bisa membaca kekuatan-kelemahan Mesir. Inilah pertaruhan Cherchesov. Kalah saat menghadapi Mesir artinya mereka harus bersiap-siap hanya menjadi tuan rumah yang baik bagi penyelenggaraan PD 2018.

Prediksi pertandingan

Pertemuan kedua kesebelasan menjadi pertemuan yang pertama. Bagi Mesir, perjumpaan dengan tuan rumah Rusia menjadi pembuka jalan bagi mereka untuk melangkah ke babak berikutnya. Pilihannya adalah bermain bebas untuk meraih poin maksimal tiga. Dengan materi pemain yang berimbang mereka memiliki modal semangat yang lebih besar mengingat pada pertandingan berikutnya bisa dikatakan lebih ringan saat menghadapi kesebelasan Arab Saudi, dibanding dua pertandingan sebelumnya.

Setelah menjalani pertandingan pertama dengan mengalahkan Arab Saudi lima gol tanpa balas, Rusia dalam kepercayaan diri tinggi, sementara Mesir harus mengejar defisit poin setelah dikalahkan Uruguay. Kemenangan pada parta kedua akan mengantarkan Rusia lolos pada fase grup A, sementara bagi Mesir tidak ada jalan lain untuk menjaga peluang lolos selain memenangkan seluruh partai tersisa.

Tidak ada jaminan Mesir bisa menghadapi Arab Saudi dengan permainan yang mudah, namun jika mereka mampu mengamankan poin maksimal saat menghadapi Rusia, peluang untuk lolos masih terjaga dengan partai terakhir fase grup yang bisa dikatakan lebih ringan.

Pertandingan ini akan menjadi pertempuran gelandang-gelandang muda di kedua sayapnya. Duet Salah-Trezequet akan beradu cerdik melawan Golovin dan Zobnin. Yang mungkin agak diragukan adalah performa terbaik Salah setelah mendapat cedera tangan saat final Liga Champion 2017/2018 menghadapi Madrid.

Di jantung serangan Alan Dzagoev dan Yuri Zhirkov akan mendapat perlawan sengit dari kombinasi gelandang senior-muda Mesir Said dan el-Nenny. Sejauh ini permainan el-Nenny di klubnya Arsenal cukup efektif mengalirkan bola-bola ke daerah pertahanan lawan. 

Menghadapi strategi Cuper yang berpengalaman menghadapi pertandingan dengan berbagai situasi, jika ingin memenangkan pertandingan Cherchesov harus mampu memotong aliran bola ke kedua sayap Mesir. Itu artinya Zhirkov dan Samedov harus sering naik-turun mengamankan kedua sisi sayap Rusia. Jika ini gagal dilakukan, Rusia berada dalam bahaya besar. Bagaimanapun pergerakan Salah yang cepat dan senyap kerap mellintas lini-posisi dan itu tidak sekedar merepotkan namun juga membahayakan pertahanan lawan. Di bawah mistar gawang Akinfeev sesungguhnya cukup tangguh selagi Kudryashov dan Granat solid mengamankan daerah pertahannya.

Di barisan pertahanan, Mesir diuntungkan dengan keberadaan pemain bertahan Hrgazi dan Ali Gabr yang sama-sama membela klub West Bromwich (Inggris). Setidaknya mereka sudah bermain padu sejak di level klub, terlebih ketika tandemnya mereka adalah pemain senior Fathy yang sama-sama merumput di liga Premiere. Yang agak mengkhawatirkan justru di pertahanan akhir dimana Mesir masih mempercayakan kepada penjaga gawang senior el-Hadary. Jika ditampilkan pada keseluruhan pertandingan fase grup, el-Hadary akan mencatatkan diri sebagai pemain tertua yang bermain di babak final Piala Dunia, dan tentunya El-Hadary tentu tidak ingin hanya mencatatkan rekor dirinya sebagai pemain tertua.

Jadwal pertandingan

Pejumpaan kesebelasan Mesir pada fase grup A melawan timnas Rusia akan berlangsung  di Stadion Krestovsky, St. Petersburg pada Selasa (19/6) pukul 21.00 waktu setempat atau Rabu (20/6) pukul 01.00 WIB.

Perkiraan susunan pemain:

Mesir (4-3-3) : el-Hadary (gk), el-Mohammady, Hegazy, Ali Gabr, Fathy, A. Said/Sobhi, el-Nenny, Hamed, Trezequet/Morsy, Hassan, Salah. | pelatih: Hector Cuper

Rusia (3-5-2) : Akinfeev (gk) Kudryashov, Granat, Kutepov/Smolnikov, Zhirkov, Dzagoev, Zobnin, Golovin/Kuzyayev, Samedov, Miranchuk/Kokorin, Smolov.| pelatih: Stanislav Cherchesov

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home